The Way You Are by Egha aka Choi Sae Rin
“Lihat!!!”.
Aku kenal suara itu. Suara bass tipe serak-serak basah, yang selama seminggu ini sering berkeliaran di telingaku.
“Diam!!”, keluhku seraya melirik kejam ke sosok orang yang tengah berlari menghampiriku. Tangannya memegang sesuatu, yang sepertinya ingin sekali ditunjukkannya padaku.
“grrrrrr! Apa kau selalu seperti ini???”, rutuknya protes dengan nafas yang sedikit tersengal. Aku berlalu tanpa mau menatapnya. ”Ya!!! Kenapa mengacuhkanku??? Kau benar-benar masih dendam padaku rupanya!”.
Aku benci padanya. Ya! Setelah sekian lama, ehm....seminggu ini maksudku...aku sudah banyak berpikir...dan keputusannya aku benar-benar yakin kalau aku membencinya. Dia yang sering tersenyum padaku, membuatku muak. Segala tingkahnya dihadapanku membuat kepalaku semakin pening. Kenapa dia harus muncul lagi, untuk mengusik ketenangan hidupku. Aku sudah susah payah mengaturnya, dan dia dengan seenaknya mulai meruntuhkan pondasi es yang sudah kutata serapi dan sekuat mungkin.
**********************
”Kenapa???”.
Aku terlonjak kaget, serta merta bolpoint yang sedang kupegang terlempar. Hatiku mencelos, dan sesaat kemudian panas, saat aku tahu siapa yang baru saja menggangguku.
”Aku bertanya kenapa?? Kenapa kau sekaget itu??”, tanyanya dengan mata menyipit, sambil memegang gelas dengan setengah air putih didalamnya.
”Apa maksudmu???”, tanyaku sadis.
”Aku tahu kau sedang memikirkanku....dan aku tanya kenapa?”, tanyanya cuek, kemudian menegak sisa air putih di gelasnya sampai habis.
Geez....jangan bilang kalau dia benar-benar bisa membaca pikiranku. Harus ku akui aku memang memikirkannya. Tapi bukan untuk hal yang baik. Aku memikirkannya karena aku membencinya. Titik.
”Kau bukan orang yang pantas untuk ku pikirkan!”, elakku tanpa mau menatapnya.
”...............”.
”.......”.
”Apa kau sudah selesai??”, tanyaku ketus, karena ku lihat ia malah terdiam dan berjongkok didepanku.
”Huh???”, sepertinya ia melamun.
”Keluar!!!”, ucapku dingin sambil melanjutkan kerjaku sendiri.
”............”, dia diam lagi. Aku sama sekali tidak betah melihatnya berlama-lama di kamarku.
”Apa kau tidak deng...”
”Maafkan aku”, potongnya sebelum sempat ku akhiri ucapanku. ”Aku tidak pernah berniat meninggalkanmu selama ini”, ucapnya pelan.
”Hentikan dan keluar sekarang juga dari kamarku!”, teriakku. Aku tak ingin mendengarnya berbicara lagi.
”Hyun ae~ah............kenapa kau seperti ini?? Aku sudah kembali, tapi kenapa kau berubah??”, tanyanya dengan setengah berteriak.
”Jangan berteriak padaku!!!!!”, gertakku dan bangkit dari tempat dudukku. ”Pergi!!! Aku bukan hyun ae yang dulu!! ”, teriakku. Bahaya.....dadaku sakit sekali, dan mataku mulai berair. Saerin tidak boleh lemah, tidak boleh menangis! Itu peganganku selama ini. Tak boleh dilanggar. Bukankah kau sudah melupakan laki-laki dihadapanmu ini saerin??? Kau juga membencinya.
”Kau tidak akan berubah!!”.
”Siapa kau berani berkata demikian????”, racauku dan menjauh darinya. ”Kenapa kau harus kembali???? ”. Gagal rupanya, setetes air mata mulai mengalir dari sudut mataku di ikuti ribuan teman-temannya.
”Maaf....tapi aku sudah kembali....”, laki-laki itu mendesah keras. Kalau bisa sedikit di artikan, ada rasa peyesalan yang begitu dalam disana. Tapi aku tidak peduli, seberapa besar penyesalannya padaku.
”.......hu...hu....aaa...pergi....”, aku benci dia, kata-kata itu bergema di kepalaku.
***************
”Apa yang kau lakukan itu keterlaluan, kau tahu”, gadis berkuncir itu kini memandangku kesal.
”Ku kira kau sahabatku”, jawabku datar.
”Berhentilah bersikap seperti anak kecil Hyun Ae~ah!!!”, kedua alisnya hampir saja bertautan. Aku tahu dia geram setengah mati padaku. ”Kenyataannya Dongho sudah kembali....lalu apa yang kau permasalahkan sekarang???”.
”Bisakah kita berhenti membahas d-i-a ?? Aku sedang ingin konsentrasi dengan tugasku”, kataku dingin dan beranjak dari kursi dan mulai mencari buku di antara deretan rak-rak besar.
”Hmmmmhhh, kau benar-benar keras kepala!”, dengusnya.
”Yoon Hee!! Kita bisa menghentikan percakapan yang sama sekali tidak menguntungkan ini bukan???”, jawabku ketus.
”Tsk, terserah kau saja!”, Yoon Hee terlihat benar-benar jengah memandangku. Sedetik kemudian ia melangkah pergi menjauhiku.
”Kau tidak tau apa-apa Yoon Hee~ah....tak tau apa...apa”, gumamku tersekat.
TBC
segini dulu awalannya...hehehe
Selasa, 28 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar