Sabtu, 11 Agustus 2012

Davichi ' BIG Ost - 너라서 With INDOTRANS by Eghachunnie

Davichi Big Ost - 너라서 With Indo Translation by Eghachunnie

자꾸 겁이나 널 사랑해서
jaggu geobina neol saranghaeseo
aku terus saja merasa takut, karena sudah mencintaimu

더 다가서면 멀어질까 말도 못해 바보처럼
deo dagaseomyeon meoleojilgga maldo mothae, babocheoreom [eghachunnie.blogspot.com]
jika aku mendekat, kau akan menjauh aku tidak bisa berkata apapun, seperti orang bodoh 

널 생각하면 아린 마음에
 neol saenggakhamyeon, arin maeume
 jika aku memikirkanmu, hatiku jadi panas

한숨만 나와 실없이 웃다 울어 너 때문에 아파
hansumman nawa shileopshi utda uleo neo daemune
apa aku hanya mengeluh tak berguna, tertawa, dan menangis
Karenamu aku merasakan sakit

너라서 이렇게 사랑하는 너라서
neoraseo ireohge saranghaneun neoraseo
karenamu....aku begini karena mencintaimu [eghachunnie.blogspot.com]

몇 번도 참을 수 있어
myeot beondo chameul su isseo [eghachunnie.blogspot.com]
berapa kalipun aku bisa menerimanya

처음부터 너 하나밖에 난 몰랐으니까
cheoeumbuteo neo hanabakke nan mollasteunigga 
dari awal, aku tak tahu yang lain selain dirimu satu-satunya

다 너라서 이렇게 보고 싶은 너라서 사랑해 
da neoraseo ireohge bogo shipeun neoraseo, saranghae 
Semuanya karenamu, aku begini karena merindukanmu, aku mencintaimu

너무 아프지만 너무 힘들지만 너라서 난 괜찮아
neomu apeujiman, neomu himdeuljiman neoraseo nan gwenchanha [eghachunnie.blogspot.com]
Meski sangat sakit, meski sangat sulit...karenamu, aku baik-baik saja 

언제나처럼 마음 졸리며[eghachunnie.blogspot.com]
eonjenacheoreom maeum jorimyeo
 seperti biasa, mengusik hatiku 

또 바라보고 또 기다리다 지쳐 너 때문에 슬퍼
do barabogo do gidarida jichyeo neo daemune seulpeo
dan melihatmu, menunggumu, aku sedih karenamu

너라서 이렇게 사랑하는 너라서
neoraseo ireohge saranghaneun neoraseo
karenamu....aku begini karena mencintaimu

몇 번도 참을 수 있어
myeot beondo chameul su isseo
berapa kalipun aku bisa menerimanya [eghachunnie.blogspot.com]

처음부터 너 하나밖에 난 몰랐으니까
cheoeumbuteo neo hanabakke nan mollasteunigga 
dari awal, aku tak tahu yang lain selain dirimu satu-satunya

다 너라서 이렇게 보고 싶은 너라서 사랑해 
da neoraseo ireohge bogo shipeun neoraseo, saranghae 
Semuanya karenamu, aku begini karena merindukanmu, aku mencintaimu [eghachunnie.blogspot.com]

너무 아프지만 너무 힘들지만 너라서 난 괜찮아
neomu apeujiman, neomu himdeuljiman neoraseo nan gwenchanha
Meski sangat sakit, meski sangat sulit karenamu, aku baik-baik saja 

너라서 이렇게 사랑하는 너라서
 neoraseo ireohge saranghaneun neoraseo
karenamu....aku begini karena mencintaimu

다 너라서 이렇게 보고 싶은 너라서 사랑해
da neoraseo ireohge bogo shipeun neoraseo saranghae
Semuanya karenamu, aku begini karena merindukanmu, aku mencintaimu

자꾸 욕심이나 자꾸 눈물이나 너라서
jaggu yokshimina jaggu nunmulina neoraseo
aku terus saja serakah, terus saja menangis

다 너라서 da neoraseo
semua itu..karenamu [eghachunnie.blogspot.com]

hangul by DETers.Love.Davichi ,Translate by : [eghachunnie.blogspot.com] Eghachunnie
Ok.... Lagu ini benar2 menguras airmataku.. T.T hmmmmmh... Tiap denger lagu ini selalu teringat kyungjoon [yangg terjebak ditubuh yoonjae] waktu bilang ke da ran supaya da ran terus ingat sama dia [sbg kyungjoon] huaaaa... Daebak ni dramanya...*ambil tissue*
Bosan!! Ya...ya...aku sangat bosan Selama beberapa bulan ini terjadi beberapa perubahan dihidupku Aku bukan lagi seorang mahasiswa :p Aku sekarang BEKERJA! One step grow up to be better~ Dapat pekerjaan ini tentu ga gampang...ada tahapannya..yang menurutku justru disini aku mau berusaha... XD gyahahahaha.. Aku sadar, selama ini aku ga pernah serius melakukan yang seharusnya ku jalani. Tapi disaat ini TIDAK, karena aku berpikir tentang masa depanku. Dan sekarang aku mulai bekerja. Saat awal ku geluti pekerjaanku ini, ternyata memang tidak mudah...sulit bahkan. Perlu mengorbankan banyak tenaga, waktu, pikiran, dan PERASAAN! Ya! Perasaan..... Banyak makan ati...banyak sakit hati.... Beginilah resiko pekerjaan yang mengharuskan kita bertemu dan menghadapi orang banyak...dan orang2 baru. And u know whaaaat? Dari semenjak aku training sampai diterima bekerja... Aku ga pernah bisa nonton TV... Akupun jarang update.... Dan tanganku gataaaal karna tak pernah lagi menyentuk laptop atopun kompi.. Щ(ºДºщ) aku bisa gilaaaa... Ditempat baru ini pun aku kesepiaaan. Tanpa TV dkamar kost, tanpa speaker, tanpa laptop...tanpa daya T.T jauh dari orangtua..jauh dari rumah... Bosan...bosan...rutinitasku itu itu saja... Ternyata bekerja mencari sesuap nasi itu benar2 sulit. Ga bisa membayangkan, kedua ortuku pasti jauh lebih berat dari ini.. T.T Mom, Dad....maapin aku.

Senin, 06 Agustus 2012

Someone Like You | Straight | 1|

Disclaimer : THIS FF is MINE, PLOT is MINE, DO NOT COPY CAT
Warning : This story is 100% my imagination, if you like this story please coment but not bashing and plagiat.Thank You for that
Genre : Romance, Sad
Author : myself "Egha aka Choi Sae Rin"

Someone Like You
“Apa acaramu hari ini?”, Junsu menoleh padaku sambil mengancingkan ujung lengan kemejanya. Aku mendesah sambil mengikat rambutku lalu melihat jadwal harian di ponselku. Tanpa menjawab aku berjalan kearahnya. “Ini!”, ku angsurkan dasi yang tadinya menggantung di pundakku. Junsu mengernyit menatapku sejenak dengan tatapan memelas saat aku hampir membelakanginya. Ia mendecakkan lidah lalu menjontorkan bibirnya sambil tetap menatapku dengan airmuka berlebihan. “Kau tidak berniat memasangkan dasi untukku?” protesnya dengan nada meninggi. Aku tahu, itu kekesalan yang ia buat-buat. Dilihat dari tampangnya, ia tak serius. Aku terkekeh tanpa suara. “Hari ini aku mau berkunjung ke rumah ibu”, ujarku kemudian setelah hampir satu menit diam saat mulai memasangkan dasinya. “Jam??” tanyanya singkat. “Secepatnya”, aku mendesah pelan. “Kenapa? Apa kau mau mengantarku?”, tantangku. “Kenapa kau mendesah begitu?”, ia protes lagi. “Tentu saja aku akan mengantarmu”. “Terimakasih”, kurapikan kerah kemejanya. “Kalau begitu sekarang saja. Aku akan bersiap, kau sarapanlah dulu!”, ujarku sambil berlalu. **** “Apa kau mau ku jemput?” ia berkata sambil mengangsurkan karangan bunga yang sempat kami beli ditoko bunga langgananku. “Kau tidak perlu membelikan bunga untuk ibu, cukup kau bawa badan sehat dan senyum untuknya, aku yakin dia sudah sangat senang!”, celotehnya. “Kau ini cerewet sekali!”, aku tersenyum. “Ah….”, Junsu terkejut sambil meraba-raba saku jasnya. Aku yakin ponselnya bergetar. “Mm, eunjeong~ah”, Junsu mengangkatnya cepat-cepat. Tanpa ia sadari lambat laun senyumku berganti desahan datar hampir tak bersuara. Junsu masih melihatku berdiri didepannya, sebelum berbalik ia memberi kode padaku dengan gerakan tangan dan bibir tanpa suara yang mengisyaratkan ia akan pergi. “Ganda~”. Ia melambaikan tangannya lalu berbalik meninggalkanku menuju mobil dengan ponsel yang tak lepas dari telinganya. Lagi-lagi aku memandangi punggungnya yang sedang beranjak meninggalkanku. Selalu hanya seperti inilah yang sanggup kulakukan. Entah sudah berapa kali aku mendesah setelah ia membalikkan badan memunggungiku tadi. Park Jun Su, lelaki bertubuh jangkung dan tampan itu adalah suamiku. Setidaknya begitulah yang mereka tahu. Karena suatu alasan, kami berdua menikah seperti ini. Pada awalnya kami memang dijodohkan. Kami juga sempat berpacaran, bahkan bertunangan. Hubunganku dengannya bukan tanpa dasar. Aku mencintainya, bedanya ia tidak. Kukira selama ini ia juga mencintaiku. Ia selalu jadi pacar yang baik untukku, ia seorang pria yang sangat baik sampai tak sedetikpun aku berpikir buruk tentangnya. Dia tak pernah mengeluh padaku. Namun beberapa hari sebelum pernikahan kami, ia mengejutkanku dengan berkata ia sama sekali tidak punya perasaan apapun terhadapku. Saat itu tentu saja aku hampir saja mati kaku mendengarnya. Sepersekian detik kemudian iapun berkata bahwa ia mencintai wanita lain selama ini. Hubungan kedua orangtua kami dan rasa sungkan padakulah yang membuatnya mengurungkan niat untuk menjelaskannya dari awal. Bisa kau bayangkan bagaimana perasaanku saat itu. Aku marah tapi disisi lain aku tidak sanggup membencinya. Amarahku yang keluar berganti menjadi luapan airmata yang berhari-hari tak kunjung habis dan surut dari mataku. Aku tak bisa menyalahkan dia, bahkan wanita yang dicintainya juga. Cinta…. siapa yang terpikir kau akan jatuh cinta dengan seseorang, dengan orang dan status yang bagaimana. Aku juga tak bisa menyalahkan kedua orangtuaku atas jebakan perjodohan yang telah mereka rancang sedari kami kecil. Jauh-jauh hari aku sering berpikir sebenarnya bagaimana perasaan JunSu padaku selama ini. Perasaan ragu yang kuretas selama ini tentang perasaannya padaku, ternyata sebuah kebenaran. Siap atau tidak, beginilah kenyataannya. Dengan memikirkan perasaan kedua orangtua kami, aku memintanya tetap menikahiku. Aku bersedia berkorban membiarkannya tetap mencintai wanitanya, dan menjalani kehidupan asmaranya sebebas yang ia mau. Aku bilang padanya untuk tetap melakukan semuanya agar terlihat wajar didepan orang tua kami. Ia memelukku, memohon maaf untuk semua kebodohan dan kemunafikan yang telah ia perbuat padaku. “Yaa~ Inhyeong~ah!!!”, aku mengerjap. Sesosok wanita berponi menatapku dengan tatapan bingung sambil menyodorkan secangkir teh didepan wajahku. “Tidak adakah cara lain yang lebih ekstrim dari ini untuk membunuhku?”, tanyaku ketus, jantungku berdebar keras sekali. Aku paling tidak suka dikejutkan secara tiba-tiba. “Kau pikir, sudah berapa kali aku memanggilmu? Mulutku sampai ingin jatuh rasanya!”, ujarnya sebal seraya melipat tangannya di depan dada. “Memangnya apa yang kau lamunkan?? Kebodohanmu lagi? Huh? Ah~ salah, tapi keidiotanmu itukah?”, bisa kulihat bola matanya berputar. “Jihyeon~a, kita sudah pernah membahas ini berulang kali”, suaraku melunak, jujur aku lelah selalu dirong-rong oleh gadis yang satu ini, sahabatku. Ya, hanya dia, aku, Junsu, kekasih Junsu, dan Tuhan yang tahu akan ini semua. “Hhhh….sebentar lagi aku yang akan mati melihatmu terus begini”, jihyeon menyeruput tehnya, kemudian meletakkan cangkirnya kembali. “Apa kau tahan hidup berdua dengannya seperti ini, satu rumah dalam ikatan pernikahan, tapi kau tidak sama sekali memilikinya”, jihyeon membanting tubuhnya diatas sofa. Aku melotot padanya memberi isyarat aku sedang tidak minat untuk berdebat hari ini. “David lee, bukankah dia pria yang baik?, kenapa kau tidak mengencaninya saja? Itu akan lebih baik”, jihyeon mencoba meredakan rasa kesalku yang mulai terlihat dari kilatan mataku. “Kau tahu kan, aku tidak suka pria blasteran”, jawabku datar. Kulihat jihyeon mulai memutar bola matanya lagi. “Lalu kau mau bagaimana lagi? Apa kau mau kujodohkan dengan ajusshi tukang kebun disamping rumah itu?”, ejek jihyeon seraya menjontorkan bibirnya menunjuk ke luar jendela. Aku menatapnya sejenak, mirip memelototinya dalam diam, kemudian tertawa terkikih-kikih. “Ke…kenapa k..kau tertawa begitu? Menakutkan~ tsk”, kulihat jihyeon bergidik menatapku. “Menggelikan!”, aku tertawa sambil terus memegangi perutku. ***** Menurut jihyeon, aku ini orang yang terlalu baik. Dia bahkan bilang mungkin saja aku ini jelmaan malaikat. Katanya, bagaimana mungkin seorang wanita dengan ikhlas menikahi seorang pria yang tidak mencintainya dan membiarkan pria itu mereguk kehidupan cintanya bersama wanita lain. Memang itu sangat menyakitkan, tapi aku tak sanggup melakukan apapun. Jihyeon salah, aku bukan wanita sebaik itu. Adakalanya muncul imajinasi buruk yang ingin kulakukan pada Junsu saat aku kesal. Aku sering berkhayal untuk mengikatnya dirumah, di meja dapur dan tak memperbolehkan ia bergerak se-inchi-pun dari tempatnya. Adakalanya aku berimajinasi untuk menggunakan ilmu hitam agar junsu takluk dan berlutut dihadapanku. Bahkan aku pernah berkhayal untuk membunuh eunjeong kekasihnya diam-diam, dengan begitu mau-tidak-mau Junsu akan jadi suamiku seutuhnya--tanpa gangguan siapapun. Tapi pikiran kotor diotakku itu entah bagaimana—terasingkan begitu saja disudut kepala yang tak mudah dijangkau, sehingga membuatnya tak pernah terealisasi. Sejauh ini aku hanya bisa pasrah. “Kenapa kau tidak menghubungiku?”, Junsu mengendorkan dasinya. Aku meliriknya sekilas sambil mengaduk cangkir gemuk berisi susu coklat. “Aku pikir kau bersama eunjeong”, jawabku singkat. “apa kau mau susu coklat?”, tanyaku kemudian. Kulihat Junsu menggelengkan kepalanya. “sudah makan?”, tanyaku lagi, kali ini ia mengangguk. “Sepertinya aku mau flu”, Junsu menggosok hidungnya. “Udara diluar dingin sekali”. “Kau mau kuambilkan vitamin?”, tawarku sedikit khawatir. Junsu menggeleng, orang ini memang lebih suka menggunakan bahasa non verbal. “Mau kunyalakan pemanas ruangan?”, lagi-lagi junsu menggeleng. “Kau memang istri yang baik”, ujarnya kemudian dengan senyum. “Kurasa memang begitulah tugas seorang istri”, aku meringis, mengucapkan kata ‘istri’ membuat dadaku berdesir. Aku mengalihkan rasa gugupku dengan meneguk susu coklat dicangkirku dengan cepat, membuat lidahku terbakar. Sial, aku lupa. Perkataan Junsu semalam benar. Pagi ini aku menemukannya demam, meringkuk di ranjang. Ia terlihat menggigil dan mengigau. Dan sekarang aku membiarkan junsu di kamar, setelah mengompresnya dengan air hangat. Sekarang aku harus membuatkan bubur untuknya. Sejujurnya aku tak begitu pandai memasak, yang bisa kulakukan hanya masak nasi dan merebus ramyeon, dan sangat kebetulan bibi yang biasanya bekerja dirumahku tidak datang hari ini. Aku menatap layar ponselku lama, aku merasa gengsi untuk bertanya pada ibu bagaimana cara memasak bubur. Sekarang era yang sudah canggih bukan? jangan menertawakanku karena aku memang belum pernah memasak bubur sebelumnya. Baru kali ini aku mengurus seseorang yang sakit dengan tanganku sendiri. Aku tidak tahu, sudah berapa lama waktu yang kuhabiskan didapur. Kuharap eksperimenku kali ini bisa membawa kesembuhan pada Junsu. “Dimana Junsu?”, aku terhenyak sesaat. Sejenak kurasa aku terkena alzeimer tiba-tiba. Kapan aku membukakan pintu untuknya? “Aku boleh masuk kan?”, Oh, ya! Beberapa detik yang lalu (?) aku yang membukakan pintu saat kudengar suara bel pintu apartementku. Aku menggeser tubuhku mempersilahkannya masuk. Eunjeong tersenyum sekilas padaku sebelum akhirnya ia masuk. Setelah menutup pintu aku bergegas kembali ke dapur. Bukan kali ini saja Eunjeong berkunjung ke rumahku, jadi aku membiarkannya melenggang ke kamar junsu sendiri. **** Tanganku gemetar. Lutut dan sendi tubuhku lemas. Aku hampir saja menumpahkan bubur dinampan yang sedang kubawa. Apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang sudah seharusnya kutolerir. Ya….seharusnya!. Tapi kenyataannya tak begitu. Melihat sepasang kekasih berciuman, sebenarnya hal yang wajar. Aku hampir tak sanggup bernafas. Untuk sesaat aku mulai menyalahkan nasibku sendiri. Kenapa aku begitu bodoh? Kurasa aku akan mati sedikit-demi-sedikit karna sakit ini. Setumpuk airmata yang menggenang dipelupuk mataku tumpah tanpa kuharapkan. Ini bertambah menyakitkan. Nampan berisi bubur kuletakkan begitu saja didepan pintu kamar Junsu, yang kupikirkan sekarang aku harus keluar dari rumah ini segera untuk menjernihkan kepalaku. Kusambar syal sekenaku dan bergegas. Didalam lift, tangisku meledak. Aku menutupi wajah dan mencoba meredam suara tangisku dengan syal yang kubawa tadi. Saat pintu lift terbuka aku masih saja tak sanggup menghentikan airmataku. Seorang petugas security yang kebetulan lewat melihatku heran. Aku menghiraukannya, masa bodoh. Kupercepat langkahku keluar gedung apartement, berjalan tanpa tujuan. Untuk sekarang, aku berharap jika saja aku bisa sejenak menghilang dari dunia ini. Apa yang akan Junsu pikirkan. Apa ia akan mencariku? Atau bahkan merindukanku? Semua pertanyaan itu membuatku penasaran. Bodoh. Untuk apa aku mengharapkan sesuatu yang tak mungkin terjadi. Nyatanya Junsu tak mungkin mencemaskan atau merindukanku. Ada Eunjeong disampingnya. Bahkan tadi aku melihat mereka bermesraan dengan mata kepalaku sendiri. Bagi Junsu, didunianya hanya ada Eunjeong seorang. Bukan aku. Jadi sama sekali tak ada pengaruhnya dengan ada atau tidaknya aku disisinya. Kenapa hanya aku yang merasakan hal menyakitkan ini, kepasrahanku justru membuatku semakin terpuruk pada perasaan sepihakku pada Junsu. Hanya dengan sedikit saja memikirkannya, dadaku sakit. Kurasa lebih baik aku terkena demensia. Setidaknya itu tak akan membuatku mati menderita karna perasaan ini. “Inhyeong~ah??”, aku mengangkat wajahku. Sepertinya aku mulai berhalusinasi. Aku melihat sosok Junsu didepanku dan memanggilku sambil menggucang badanku. “Junsu~ya”, jawabku senang dan semua mendadak gelap. **** “Apa yang kau lakukan disana?”, tanyanya. Seorang lelaki berperawakan tinggi dan berwajah sedikit bule itu menatapku khawatir. “Hmmmh”, aku melenguh sambil meraba jidatku sendiri. Mencoba mengingat hal yang sebelumnya terjadi padaku. Aku benar-benar berhalusinasi semalam. “Apa kau mencoba bunuh diri dengan berdingin ria diluar semalaman?”, keningnya berkerut. “Terimakasih”, jawabku tersenyum kecut. “Semalam kau demam, maaf aku membawamu kesini. Tapi tenang saja, aku sama sekali tak melakukan hal memalukan lainnya selain menggantikan bajumu semalam”, ucapnya. Mataku melebar mendadak menatapnya. “Bercandaaa~”, imbuhnya diiringi seringaian senyuman nakal yang hampir membuatku melempar selimut yang masih mengerubuti sebagian tubuhku padanya. “Minumlah ini”, ia menyodorkan cangkir yang mengepulkan sedikit asap padaku. “Jeruk hangat dan madu untuk meningkatkan stamina tubuhmu yang kurus kerontang itu”, ejeknya menyeringai. “David!”, seruku pelan sebelum ia sempat melangkah keluar kamar. “Terimakasih sudah membuatku tidak mati sia-sia semalam”. “No problem honey”, jawabnya dengan anggukan. Dia David Lee, pria blasteran Inggris-Korea yang sudah 5 tahun ini menjadi sahabatku. Berkepribadian baik, tidak bisa diam, terkadang cool, terkadang memalukan. Jihyeon menyuruhku berkencan dengannya. Tapi itu tak mungkin terjadi. Ia sudah seperti kakakku sendiri. Dan kurasa David juga tak mungkin menyukaiku. Sikap baiknya itu memang karakternya dan ditujukan untuk semua manusia yang ditakdirkan menjadi wanita. Ia sangat menghargai seorang wanita. “Kau tidak tanya apapun mengenai semalam?”, tanyaku. Aku duduk dimeja makan sambil mengunyah sandwich yang David buatkan untukku. Kulihat ia menggeleng. Aku sedikit heran. “Aku sama sekali tidak ingin bertanya apa-apa”, jawabnya sambil menuangkan jus jeruk digelasku. “Haruskah aku bertanya sesuatu?”, David pura-pura berpikir. “Mmmmm…”. “Tet Toot!! Maaf kesempatanmu bertanya sudah kadaluarsa sedetik yang lalu”, jawabku asal. David tertawa menatapku geli seraya memasukkan botol jus kembali ke dalam kulkas. “David!”, seruku. “Bolehkan selama beberapa hari ini aku menginap dirumahmu?”, aku meringis. David terlihat berpikir. “Kau mau menggodaku ya?” tanyanya serius. “Bagus! Lakukan saja, semoga kau lekas bercerai dengan dia”, David mendekatkan wajahnya dan memangku dagunya tepat didepan wajahku, 5 inchi saja dia maju mungkin kami bisa berciuman –tanpasengaja-. Aku mendorong-dorong dahinya dengan telunjuk. Tuk tuk tuk. “Dia siapa yang kau maksud?”, aku mencibir. Selama ini David tak pernah sekalipun menyebut nama Junsu didepanku. Entah sengaja atau tidak, ia selalu berdalih tak pernah bisa mengingat nama Junsu. Memori di otaknya tak cukup untuk menampung nama Park Junsu. Menggelikan. “Ya….dia~”, ia berdecak dengan dahi berkerut. “Menurutmu siapa lagi? Kau bukan penganut polyandri kan sejauh ini?”, tanyanya serius, namun tampak konyol. “Aku serius”, aku mengetuk telunjukku lagi di dahinya. “OK! OK!”. **** Jihyeon Nampak berseri. Tak henti-hentinya ia menatapku dengan senyum yang terus mengembang. “Apa sekarang orientasi sex mu berubah?”, tanyaku heran. “Aku menangkap tatapan penuh rasa cinta dimatamu saat memandangku”, imbuhku bergidik. Jihyeon cemberut, tapi kemudian tersenyum lagi. “Aku sudah mendengarnya. Itu bagus! Itu bagus! Baru kali ini kau melakukan sesuatu yang benar!”, selorohnya dengan mata berbinar. “Apa maksudmu?”, tanyaku bingung. Soal aku meninggalkan Junsu semalam? Atau? “Ehm”,Jihyeon membaca pikiranku dan menggeleng. “Kau dan David!”, teriaknya. “Ssssttt, jangan teriak-teriak”, aku meringis melihat beberapa orang di café siang itu memandangi kami berdua. “Ini langkah yang tepat! Tidak sulit kaaan~”, jihyeon menyeringai lebar. “Maksudmu apa??? Aku menginap dirumah David bukan dalam rangka selingkuh atau cinta-cinta-an!!”, seruku. “Hatiku sedang retak-retak saat ini! Sama sekali tak berniat untuk mencoba hal yang lain”, sanggahku lagi. “Jangan bertahan lagi Inhyeong~ah”, senyum Jihyeon memudar, ia mendesah. “Apa dengan menyakiti diri sendiri dan harga dirimu membuatmu bahagia?”. “Jihyeon~a….menurutmu….ah lupakan!” ujarku lesu. “Cobalah dengan David! Kumohon demi aku!”, rengek Jihyeon. “Kalau Junsu punya kehidupan asmaranya sendiri, kurasa kau juga harus mencoba meraih kebahagiaanmu sendiri”, jihyeon menatapku iba. Aku mendesah. Aku sudah mendengar jihyeon membujukku ribuan bahkan jutaan kali tentang hal ini. Mungkin kali ini aku memang harus sedikit mendengarkan nasihatnya. “Tunggu! Tapi kau tak benar-benar serius dengan David kan??”, tanyaku dengan kening berkerut. Seperti yang kutahu, David bukan seseorang yang bisa dan mau atau berniat menjadikanku kekasih. “Apa kau bercanda???”, Jihyeon meninggikan suaranya panik, ia menatapku gemas. “Apa kau sama sekali tak punya antena atau sejenis sensor…begitu??”, aku bengong. Jihyeon menatapku seolah aku orang terbodoh didunia saat ini. “Dia bahkan tak tahu masalah ini!”, tegasku. Jihyeon terdiam dan terlihat berpikir, kemudian meringis menatapku. “Ough….OK pertama! Maafkan aku Inhyeong~ah”, jihyeon memelankan suaranya dan menatapku dengan raut wajah bersalah. “David tahu semuanya! Selama ini ia hanya pura-pura buta dan tidak peduli”, imbuhnya, jihyeon meringis lagi memperlihatkan deretan giginya, menunggu reaksiku. Mataku melebar membalas tatapannya. “?????”. “Kau tidak mungkin menganggapnya tuli dan buta akan semua yang kau alami kan?? Bagaimana perasaannya terhadapmu, harusnya kau tahu”, jihyeon menambahkan sambil mendengus. Aku terdiam menyerap kata-katanya. Sungguh selama ini aku sama sekali tidak mempertimbangkan hal ini. Yaitu kemungkinan David yang menyukaiku(?). Terlebih soal David yang ternyata mengetahui masalahku selama ini. Kecurigaanku padanya, yang tak pernah menyinggung sama sekali soal pernikahanku, yah karna ia tahu. Dan itu membuatnya menjaga diri didepanku. Pantas saja ia tak pernah menanyakan hal yang seharusnya wajar ia tanyakan padaku, seperti semalam. Orang lain pasti akan bertanya ‘Mana suamimu? Kemana ia? Apa suamimu tak mencarimu? Bagaimana dengan suamimu?Kenapa kau tak pulang? Kenapa malah menginap di rumahku?’. “Kau kenapa?”, David menaikkan sebelah alisnya saat melihatku melamun didepan pintu. Aku tersenyum dan menggeleng padanya. “Tidak”, jawabku. Aku menatapnya mencoba menggali jawaban dibalik matanya saat ia menatapku. Apa benar yang Jihyeon bilang itu?? TBC Happy Reading.... some comment Please... ^^v

Kamis, 12 April 2012

IDEAL TYPE

Ideal Type

hahaha
Sekali-kali post tentang ini deh..
:p
kalian masing-masing pasti pernah punya tipe ideal untuk jadi pasangan kalian?
Yahh meski sebagian besar saya yakin jika *yang sudah punya pasangan* pasangan kalian enggaklah 100% masuk kategori ideal kalian
minimal 20% lah
xixixixi
ato mungkin gag sama sekali??
LOL
Emang kalo udah kecantol sama kata cinta...kata-kata seperti "dia tipeku bukan ya?" itu udah ga penting lagi.. :p
itulah namanya cinta...kalo hati sudah berkata...yahhh apa daya
wkwkwkwk
Saya pun jg pernah begitu...*ngakak*
Seperti yang teman2 saya tau saya ini seorang pecinta dan penikmat kpop.
Ottomatttisss...secarrrra dong yahh...
Seleranya ga jauh jauh dari itu...dan kalian tau betttapa beratnya itu??
Karna ga mungkin dong di sini bisa nemu tipe wajah kayak = siwon, jaejoong, yunho, donghae, bahkaaaan yoochun sekalipun *yang sering saya aku2 sebagai pacar/suami* :p
Tapi kembali lagi...itu hanya imajinasi "kapan yah bisa punya pacar gitu gini begono" wkwkwk
*berkhayallah sebelum berkhayal itu dilarang dalam UU*
jadi setelah menilik ke dunia nyata harapan dan impian itu pupus, padam, sirna, punah, end, dan lain2 :p
nahh..dari hal ini otomatis kita akan menurunkan grade level tipe ideal ke yang lebih wajar wajar aja
minimal putihlah, minimal blingblinglah,minimal chineselah..awkawkawk
*saya suka cowo putih*
dari kecil lhoh saya begini...
Saya lebih tertarik liat orang wajah2 oriental caem2 unyu2 gimana gt ketimbang wajah bule bule-an :D
saya suka mata oriental2 itu...tapi ga suka yang tipis ampe merem2 gitu ==a
saya suka yg sipit2 bulet gitu matanya.. Kayak matanya jaejoooong..ato yoochuuun...dan siwooon....
Mereka kan ga sipit banget..sipit banget tu kayak vannes tu lho ==
ga ketawa aja uda merem2 gt..gimana ketawanya coba?? Cilukbaaa ==a
Ok next...dari rambut...
Saya suka cowo ya potongan rambutnya manis :)
cocok ama karakternya, mau gondrong,pendek,poni, :p
tp saya lebih demen ke arah ga pendek ga kegondrongan jg ==a
rata2 lah..trus diponi gt..warna rambut item *mbayangin yoochun di rooftop prince modern stylenya "tae yong" n miss ripley* hadoooh yahh tipe2 begitulah..ga pendek cepak...apalagi botak =="
next...
Wajah
mmmm relativ ya...ga perlu ganteng sih tipe saya...yang penting manis
dan bisa bikin melting waktu senyum
awkawkawk
next...
Postur Tubuh
Saya sukkka liat yg menjulang2 cungkring :p
tapi ya ga cungkring belulang juga..yg pas gt
mmm..kayak yoochun! ==" *dia lagi dia lagi*
wkwkwk
next...
Karakter
Saya cenderung suka orang yg punya daya dan gaya humor tinggi...kocak...konyol...tp pengertian dan perhatian
:cieeeeeilahh:
wkwkwkwkwkwk
artinya dia tau cara menempatkan diri dengan liat sikon
ia bisa jadi dewasa dan bisa jadi childish..
bisa jadi mengayomi dan bisa berulah minta di ayomi :p
preeeett
kalo terlalu dewasa dan suka menggurui ==a bikin ilfil deh ya kan?
Hubungannya pasti datar2 aja...
"Aquw kannd annaggk ceriyah..pennughh wArnah" >>galay mode on "Galau Alay"
awkawkawkawkawk
next...
Ini yang penting
tipe cowo yang ideal itu harus MODAL :p
ga modal gimana mau memulai tanggung jawab coba??
Next...
Baik, Sabar, Tak Bertempramen Buruk, Ga Kasar
IMPORTANT ini mah... MUTLAK :p
awkawkawkawk
next...
GA CEMEN
==a ini juga sangat penting...
Cowo cemen cuma bikin ilfil..ini bukan pendapat pribadi lhoh.. :p
bagi anda para wanita ga mau kan punya cowo cemen? Xixixixi
next...
Seiman, seteguh, sekeyakinan
this is the most IMPORTANT thing
:D
Berlayar itu satu tujuan biar ga goyah terombang ambing dilautan *cieeeeeh*
cukup segitu aja deh...
Akhir kata "Chunnie nikah yoook!" #plakkk

Bagaimana dengan kaliaaan??? :D

Jumat, 23 Maret 2012

Lyric Sometimes I Cry Alone 가끔은 혼자 웁니다 - Kim Yeon Woo OST BAD GUY with INDO TRANS

hangeoreum mulleonamnida
daheul deut dachi
anneun goseuro
nunmure beonjin
geudaeui moseubeun
apaolmankeum neomu areumdawoyo

hanbeon deo jallanaemnida
http://eghachunnie.blogspot.com
nunmureul meokgo
jaraneun maeum
bureuji motan geudae ireumi
gaseumeul chyeoseo meongi deureodo

Reff:
mianhaeyo
ireon saramiraseo
geudae ape dagaseol su eobseoseo
saranghae geumal hanmadireul motaeseo
gakkeumeun honja umnida

jal motnan saranginikka
byeonmyeong hanmadi chatji motaneun
sesangui kkeute dadareun hue
dwidorabomyeo huhoehagetjyo

reff:
mianhaeyo
ireon saramiraseo
geudae ape dagaseol su eobseoseo
http://eghachunnie.blogspot.com
saranghae geumal hanmadireul motaeseo gakkeumeun honja umnida

geudael ango sipeun mam
kkeunheojil deut apado
sumeul swilsu itjyo
barabol su isseoseo
http://eghachunnie.blogspot.com
gomawoyo geogie isseojwoseo
saranghae geu mal hanmadireul motaeseo
gakkeumeun honja uljiman
oneuldo honja uljiman
http://eghachunnie.blogspot.com

Indonesia translate
Selangkah ke belakang
Tempat yang kurasa kau tak bisa untuk menjangkauku
Air mata dari wajah murammu
Sangat cantik ...menyakitkan

Sekali lagi aku mematahkannya
Menelan airmataku...Mematahkan hatiku
Aku tak sanggup memanggil namamu
jantung yang berdegup juga terluka

Maaf
Telah menjadi orang yang seperti ini
http://eghachunnie.blogspot.com
Yang tak sanggup untuk berdiri di dekatmu
"aku mencintaimu", satu kata yang tak bisa kuungkapkan padamu
Terkadang aku menangis sendirian

Karena cintaku telah salah
http://eghachunnie.blogspot.com
Aku tak bisa menemukan satu kata maaf
Saat ku liat kembali akhir hidupku
Aku yakin aku akan menyesali semuanya

Maaf
Telah menjadi orang yang seperti ini
Yang tak sanggup untuk berdiri di dekatmu
http://eghachunnie.blogspot.com
"aku mencintaimu", satu kata yang tak bisa kuungkapkan padamu
Terkadang aku menangis sendirian

Berpikir ini menyakitkan, aku ingin memelukmu
aku bisa bernafas
karena aku bisa melihatmu
Terimakasih, telah ada disini untukku
"aku mencintaimu", satu kata yang tak bisa kuungkapkan padamu
http://eghachunnie.blogspot.com
Terkadang aku menangis sendirian
Hari inipun...aku menangis sendirian
Trans by : Eghachunnie
Copy with Source!!

Kamis, 15 Maret 2012

RENUNGAN UNTUK KAMU PARA KPOP LOVER

Dari judulnya kayaknya serem yah :p
tapi artikel yang saya buat ini bukan untuk mendiskreditkan orang tertentu hehe
ini sekedar tanggapan dan himbauan saya, buat sesama manusia yang sama2 saling menikmati karya musik korea ato yang sering kita sebut kpop
Jaman dulu, kpop itu wah menurutku, ga semua orang tau...jadi terkesan 'awww' gitu
hahahah..*apa ini?? Abaikan saja*
tapi sekarang jadi membabi buta yah, dari anak tk,sd,smp,sma,kuliahan, emak, babe, engkong, rata2 udah mulai kecebur..yah minimal kecipratan dikit lah~
wkwkwkwk
nah ini yang jadi topik utama...
Karna kecanggihan dunia cyber~internet saat ini justru malah dipenuhi sesuatu yang miris
ada pepatah bijak bilang "mulutmu harimaumu", itu bukan cuma omong kosong.
Hakekatnya manusia...manusia itu sangaaaat suka berpendapat dan mengomentari orang lain.
*termasuk saya* awkawkawk
Hebatnya, karna kebebasan berpendapat ini orang jadi cenderung sadis ~_~
Mereka bahkan menggunakan hak itu untuk berpendapat *lebih kepada memaki/mencemooh daripada berpendapat* secara sesuka hati.
Bahkan untuk membicarakan oranglain yg mereka tidak kenal secara langsung.
Ok....kita persempit saja >>> Artis
Artis itu sasaran empuk objek pendapat seseorang..dari yang baik2 sampai yang benar2 keterlaluan
Saya miris akan hal ini...
Pernah suatu ketika saya berdebat dengan orang tentang hal ini.
Berdebat tentang suatu hal yang sudah keterlaluan. Dia bilang "itu sudah konsekuensi artis buat dihina2"
ok..saya sangat ga setuju...
Kalau begitu, dia sudah melupakan kewajiban manusia untuk menghargai dan mengerem diri sendiri???
Kenapa hal itu ga dilakukan? Toh itu kewajiban kita..
PENDAPAT adalah HAK, dan MENGHARGAI adalah KEWAJIBAN!
Silahkan mau lebih memberatkan yang mana :)
saya sadari saya sendiri ga bersih dari hal~hal itu
saya juga sedang belajar menghargai oranglain kok
Artis itu manusia, sama kayak kita
Mereka makan,tidur, dan juga berperasaan kayak kita.
Kita sebagai fans cukup menikmati karya mereka
"suka> ambil, ga suka> don't care"
jangan malah bikin sensasi, nyebarin gosip bohong...gosip jelek ~sigh~
ga sedikit orang yang kemakan akan hal itu, dan ujung2nya kita merugikan oranglain...~negatif~
apalagi yang paling ga saya suka, banyak yang ikut2an bikin image yaoi/yuri buat idolanya
-_-
too much u know~

last~
important thing u have to do
KEEP UR BEHAVIOR :)
Selain kita nambah pahala, kita juga ga merugikan mereka2 yang bahkan ga merugikan kita, ingat...jangan mudah mencela orang lain karna kejelekannya. Jika itu kita alami sendiri "loro e rek..." wkwkwk

Do Not BASH!!

Senin, 12 Maret 2012

In Your Eyes [FF/S/PG-15/ 1]

Disclaimer : THIS FF is MINE, PLOT is MINE, DO NOT COPY CAT
Warning : This story is 100% my imagination, if you like this story please coment but not bashing and plagiat.Thank You for that
Genre : Romance, Sad
Author : myself "Egha aka Choi Sae Rin"

“Bahkan untuk hidup bersanding denganmu aku tak pantas”, mata sayunyanya menerawang ke jendela, seberkas sinar senja menyinari sebelah wajahnya. Ia tak mau air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya jatuh saat ini, tepat dihadapan pria yang begitu dicintainya.
“Apa maksudmu?? Sekian lama aku mencarimu….kau tahu?? Aku hampir gila”, keluh lelaki itu mencengkeram bahunya. Lengan laki-laki itu bergetar menahan kekesalan. “Selama hampr 2 tahun kau menghilang, sekarang…..lihat aku!!! Lihat!!!”, ucapnya setengah berteriak. Ia membalikkan tubuh gadis yang kini membelakanginya.
“…….maaf….”, sahut gadis itu. Buliran airmatanya mulai beranak pinak membasahi pipi.
***** ***** *****
Pagi yang cerah, Shin Min Gi tengah bersiap saat telepon di apartementnya berdering. Ia berjalan menuju meja telepon sambil melepas rol rambutnya.
“Uhm, yeoboseyo….”, jawabnya seraya berkaca.
“Kemana ponselmu??? Apa kau sudah menjualnya? Kau tidak lupa kan ini hari apa?”, racau wanita diseberang telepon.
“Ponselku tercebur di kloset”, Min Gi mengekeh pelan. “Tentu saja aku ingat, ini hari kamis!”. Terdengar suara desahan diseberang telepon.
“Ahh…sudah kuduga kau pasti lupa!!”, jerit suara diseberang telepon itu mulai panik.
“Tidak!! Kau salah! Tentu saja aku ingat….aku hanya mengerjaimu”, Min Gi tertawa, tawanya lebih mirip orang sesak nafas. “Bagaimana mungkin aku melupakan sesuatu yang hanya akan sekali kulakukan seumur hidupku??!!Yoo ra~yah aku tidak sepikun itu!”.
“Ohhhh….syukurlah, setidaknya aku tidak sia-sia datang ketempat ini duluan, jangan berdandan lama-lama! Air liurku menetes melihat wedding dress mu!”, pekik wanita bernama YooRa itu.
“Iya-iya, aku tahu”, sahut Min Gi dan sedetik kemudian ia menutup sambungan teleponnya. Ia mulai sibuk mengenakan maskaranya.
-----------------------------------
“Ya Tuhaaannnn!! Aku tak terima!!!”, jerit YooRa saat melihat Min Gi mengenakan gaun pengantin. “Ini baru fitting baju…tapi kenapa kau cantik sekali!!!!”, YooRa iri melihat sahabatnya itu.
“Kau ini jahat, apa itu berarti aku tidak boleh terlihat cantik di hari pernikahanku besok??”, Min Gi mengerucutkan bibirnya.
“Tidak, bukan begitu. Apa kau tidak bisa melihat wajahku yang bahagia ini? Melihatmu seperti ini membuatku iri. Aku jadi ingin menikah”, YooRa tersenyum. “Yoo Hwan akan menyesal jika tidak jadi menikahimu. Ngomong-ngomong kemana kakakku yang bodoh itu?”, YooRa merogoh sakunya untuk mengambil ponsel.
“Jangan! Jangan hubungi dia. Aku memintanya untuk tidak datang! Kasihan, dia terlalu sibuk mengurus pekerjaan sebelum cuti menikah”.
“Kalau begitu, kita abadikan dulu wujudmu yang seperti ini”, YooRa berlari kecil kearah sofa untuk mengambil kamera digitalnya. “Tetap disitu, dan tersenyumlah semanis mungkin”, YooRa memberi aba-aba. Min Gi melebarkan senyumnya mengikuti arahan YooRa. “Kalau aku menikah nanti, aku harus lebih cantik darimu”, imbuh Yoora sambil terus membidik gambar.
“Iya…kau harus!!”, Min Gi tertawa geli melihat sahabatnya itu. “Oh…kita juga harus foto bersama dengan gaun pendamping pengantinmu itu”, tunjuk Min Gi pada sebuah gaun merah muda polos yang masih tergantung. Min Gi beringsut hendak mengambil gantungan gaun itu, tapi belum sempat ia menyambarnya kepala gadis itu mendadak pening. Pandangannya kabur dan menghitam sejenak membuat tubuhnya goyah dan hampir limbung. “Uhh”.
“Min Gi~ya, kau kenapa??”, YooRa segera menghampirinya dan memapah Min Gi menuju sofa. Dahi Min Gi berkerut, ia terlihat memijit-mijit pelipis kanannya.
“Hmmh….mungkin aku kecapaian. Semalaman aku begadang”, ia melepas jemari dari pelipisnya dan tersenyum. “Kkokjongman”, imbuhnya sambil menggeser tubuhnya lebih nyaman diatas sofa.
“Ya Tuhaaaannn! Kau ini, pernikahanmu tinggal 2 hari lagi!”, kata YooRa gemas.”Kau tidak boleh menyia-nyiakan kesehatanmu!”, imbuh YooRa sambil memanggil seorang wanita pegawai di Butik itu dengan isyarat tangan. “Boleh aku minta segelas air putih?”. Pegawai wanita itu mengangguk kemudian pergi menghilang dibalik pintu ruang fitting.
“Hehe…aku tidak bisa tidur semalaman, terlalu banyak cafein”, Min Gi menghela nafas. Beberapa detik kemudian seorang pegawai wanita tadi mengetuk pintu dan masuk membawa nampan berisi segelas air putih. “Oh, terimakasih”, Min Gi memberikan senyumnya sebelum pegawai itu memohon diri untuk pergi.
“Kau harus ke dokter setelah ini”, YooRa menepuk pelan bahu Min Gi. “Aku tidak mau calon kakak iparku ini terlihat seperti pasien rumah sakit saat di upacara pernikahan besok”, tambahnya sambil mengerling konyol.
“Aku janji”, jawab Min Gi. Sebenarnya ia sendiri kurang yakin akan hal ini. Rasa sakit di kepalanyalah yang membuat ia tidak bisa tidur semalaman dan memaksanya harus menenggak 2 pil pereda sakit sekaligus untuk itu.
-----------------------------------------------
Shin Min Gi berjalan gontai. Matanya menerawang garis-garis porselen rumah sakit yang ia jejaki. Masih jelas terngiang saat dokter tua di ruang pemeriksaan itu memvonisnya mengidap penyakit yang sama yang telah merenggut ibunya.
“Eomma…begitu banyak hal baik yang kau miliki, kenapa harus ini yang kau turunkan padaku…”, gumamnya tercekat. Bayangan pernikahan didepan matanya membuat Min Gi berlinang air mata.
“Oppaaa~….eotteohkajyo?”, Min Gi terduduk dan mulai terisak mengingat wajah Yoo Hwan yang berkelebat dibenaknya. Ia putus asa, penyakit yang ia sebut iblis ketika menyerang ibunya itu, kini di idapnya juga. Bagaimanapun pengobatan yang dijalani, penyakit itu tetap saja membunuh ibunya.
***** ***** *****
“…….maaf….”, sahut Min Gi. Buliran airmatanya mulai beranak pinak membasahi pipi.
“Apa salahku?”, Yoo Hwan mengguncang tubuh kurus Min Gi. “Kenapa kau pergi?”, YooHwan hilang kendali, ia berteriak sambil terus mengguncangkan tubuh Min Gi. Tubuh YooHwan merosot kebawah, laki-laki itu mencengkeram tangan Min Gi dengan wajah menunduk. Air mata kecewa dan keputus-asaan yang selama ini ia pendam meleleh begitu saja.
Min Gi makin terisak melihat keadaan Yoo Hwan yang tidak lebih baik darinya. 2 tahun lalu ia meninggalkan YooHwan di upacara pernikahan, sebelum YooHwan sempat melihatnya memakai gaun pengantin.
“Apa ini karena pria lain?”, YooHwan mengangkat wajahnya, menatap Min Gi. “Katakan….apa alasanmu?”.
“Bukan”, Min Gi membalas tatapan Yoo Hwan. Bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari Yoo Hwan.
“Lalu, kenapa kau tega meninggalkanku??”, Yoohwan berdiri melepas genggaman tangannya dan memegangi kepalanya frustasi. “Nomor ponselmu, rumahmu, kantormu, dimana kau selama ini?”.
“Tidak bisakah kau hanya melupakanku saja? Dan anggap aku tak pernah ada dihidupmu?”, Min Gi putus asa, ia sendiri tak tahu apa yang sedang ia bicarakan barusan, bertolak belakang dengan kata hatinya.
“Apa kau gila? Itu mustahil buatku”, Yoo Hwan menatap Min Gi serius. Ia rasa gadis yang dicintainya sedikit kehilangan akal sehatnya semenjak menghilang beberapa tahun terakhir.
“Ya! Tentu….aku memang gila….aku gila…..aku bahkan terlalu idiot untuk jadi orang waras…”, racau Min Gi, tubuhnya merosot lemah dan ia mulai terisak lagi. Yoo Hwan iba melihatnya seperti itu. Rasa kecewanya tak lebih besar dari rasa cintanya pada Min Gi. Pria itu mensejajarkan tubuhnya dengan Min Gi dan merengkuh tubuh gadis kurus dihadapannya itu.
“Dan aku mencintai wanita gila yang sudah meninggalkanku ini”, matanya mulai basah lagi.
“Aku menginggalkanmu bukan karna tertarik pada pria lain, juga bukan karena ….aku tak lagi mencintaimu…”, Min Gi masih terisak. Yoo Hwan menggeser poni Min Gi yang menghalangi pandangan matanya. Laki-laki itu menatap mata Min Gi seksama.
“Apa? Lalu apa alasannya?”, suara Yoo Hwan terdengar lirih.
Min Gi menatap kedua mata Yoo Hwan dalam diam, sementara bulir air matanya terus menetes. “Apa kau mau….menyerahkan hidupmu pada wanita yang akan segera mati?”, Min Gi mulai berterus terang, ia tak yakin akan betah berlama-lama memendam kepedihannya sendiri. Yoo Hwan terkesiap, ia segera melonggarkan pelukannya dan menatap gadis itu dengan serius.
“Apa maksudmu?”, Yoo Hwan mengerutkan dahinya, sepertinya ia salah dengar.
“..a…aku….menderita penyakit yang sama dengan ibuku”, Min Gi menunduk, ia tidak sanggup melihat tatapan Yoo Hwan kali ini.
“???”, Yoo Hwan terhenyak, lidahnya kelu saat mendengar ucapan Min Gi barusan.
“Kau tahu kan…..bagaimana ibuku meninggal?”, imbuh Min Gi, gadis itu melempar tatapannya di kaki sofa yang berada disampingnya, tangannya gemetar. Yoo Hwan tak lagi sanggup berkata-kata, kepalanya terasa penuh. Hal yang tidak menyenangkan hari ini bercampur aduk dihatinya. Semuanya sulit untuk ia cerna.
*** *** *** ***
“Apa kau serius?”, Min Gi mendongakkan kepalanya menatap Yoo Hwan yang sedang berbaring memeluknya.
“Aku tak bisa lagi menemukan wanita yang bisa kucintai sepertimu”, Yoo Hwan mengeratkan pelukannya.
“Lantas….kau akan hidup dengan wanita dengan tulang belulang seperti ini?”, ucap Min Gi bergetar, ia tak yakin.
“Mari kita lakukan jadwal penggemukan!” Yoo Hwan tersenyum.
“Aku tidak seksi untuk jadi istri idaman..,m”, Min Gi belum selesai melanjutkan kata-katanya saat telunjuk Yoo Hwan membungkamnya.
“Kau seksi bagiku”, YooHwan mengerling nakal dan menyentil hidung Min Gi gemas.
“Beberapa saat lagi rambutku akan mulai botak”, imbuh Min Gi murung.
“Apa kau mau pakai rambutku??”, YooHwan mendekatkan kepalanya kearah kepala Min Gi dan membenturkannya pelan. “Atau aku ikut botak saja ya, kita pasti jadi anak kembar yang menggemaskan”, Yoo Hwan terkekeh, tapi sebenarnya hatinya miris. “Apapun yang terjadi kita akan menikah”, Yoo Hwan mengencangkan lengannya untuk semakin mendekap Min Gi ke dalam pelukannya. “Kau, aku, bahkan orang lain tak akan pernah ada yang tahu akhir hidup manusia”.
“Maafkan aku…”, gumam Min Gi serak, setetes bening air mata mengalir dari sudut matanya.
“Berjanjilah jangan pernah lari dariku lagi”, Yoo Hwan memejamkan matanya, mencoba mengatur irama nafasnya senormal mungkin. Ia takut Min Gi menangkap kesedihannya.
“Saat aku tak bisa apa-apa lagi…….tinggalkanlah aku”, ucap Min Gi tersekat.
“Kenapa kau kejam sekali? Kau berniat membunuhku?”, Yoo Hwan membelalakkan matanya. “2 tahun mencarimu cukup membuatku gila, jika sudah bertemu seperti ini….mana mungkin kulepaskan!!”, Yoo Hwan gemas mendekap kepala Min Gi, menenggelamkan kepala gadis itu di dadanya.
“Uhuuk..uhuk…kalau…begini..hmphh…kau yang akan membunuhku…” Min Gi merutuk protes, ia kesulitan bernafas. Yoo Hwan kemudian merenggangkan dekapannya dan membelai pipi gadis itu.
“Min Gi~ya”, ucap Yoohwan manis. Min Gi menatapnya heran, pria dihadapannya memasang tampang yang selama ini sangat dirindukannya.
“Uhm??”.
“Panggil aku oppa! Sudah lama aku tak mendengarnya”, rengek Yoo Hwan.
Min Gi tersenyum geli melihatnya, “Oppaaa~ oppaaaa~”, seru Min Gi. Ia benar-benar merasa senang mengucapkannya.

TBC
To Be Continued
Thanks for reading :)
i'm happy if u leave a comment for me ^^

Senin, 05 Maret 2012

Satoshi Tomiura


Geezz...
Ini dia...satoshi-kun
aku baru tau dia pas maen film 700 days vs Police
Oh my God...ku kira dia wanita -_-
aku tertipu..ini menyakitkan T.T *ok,ini berlebihan*
dari suara n bodi2nya tuh.. Ceweee banget -_-
tapi kok ga ada dada...gitu aku mikirnya...
Tapi kok ceweeek...tadinya aku dilema..
Namun pertanyaanku terjawab sudah
dia.... PRIA!!
Cute yaaa~
Name : Satoshi Tomiura
Japanese: 冨浦智嗣
Birthdate: May 15, 1991
Birthplace: Tokushima Prefecture,
Japan Height: 161 cm.
Blood Type: B

bagi readers yang belum pernah nonton...buruan nonton ya :p
dijamin ngakak
700 days vs Police

Minggu, 04 Maret 2012

Terlalu Banyak Dosa

Ya Allah
ampunilah hambamu ini yang sering melalaikanMu
sering mengeluh padaMu
sering tak menjalankan perintahMu
dan sering menyenggol laranganMu

aku ini manusia lemah
yang ber ego tinggi
berani melalaikan kewajibanku
aku ini terlalu sombong padaMu

Setiap tahun ku tebus dosa
tiap tahun pula ku ciptakan dosa
bahkan dari detik ke menit

dosa dari lisanku, keluh dan makiku
mataku,sikapku...

Rangkaian jalan menuju surga q abaikan
namun panasnya gerbang neraka q datangi
bukankah ini pilihan?

Aku ingin masuk dalam barisan wajah~wajah bercahaya itu
merasakan limpahan sungai susu dan kawah nikmat di dalam surgaMu
tapi aku masih tersesattt..
jalanku terseok kerikil dan duri kecil...
hingga aku tak ingat tuk hargai nikmatMu

Ya Allah
ampunilah aku
jadikanlah aku manusia yang lebih baik lagi
hindarkanlah aku dari perbuatan keji yang bisa menyakiti orang lain
hindarkanlah aku dari penyakit hati yang menggerogoti akal dan batinku
sempurnakan ibadahku
tuntunlah aku menjadi anak yang tak mengabaikan orang tuanya
jangan jadikan aku anak yang tak bosan memberikan kerutan di dahi orangtuanya

by : Eghachunnie
08-07-2011
coretantangan

I'll Protect You - Jaejoong JYJ OST Protect The Boss (Boseureul Jikyeora)

Lyric with Indonesian Translation

Romaji

Nun teugodo...neol baraboji mothae
jichin chueoke heuryojin
neoui mameul nan chatji
mothae
manhi ulgo...jichyeo deo isang mothae
saenggakhaedo neoreul bomyeon gwaenchaneul got gata

Reff:
jikyeo jugo sipho, neoui jalmotdwin nappeun
boreutdeul kkajido
himdeun nal utge mandeuneun geoya
jom himdeulgetjiman...
neol saranghae rago maldo
halgeoya
meonjeo nae phume oneun nal kkaji

Utji mothae useodo gieok mothae
Oneul harudo kkumcheoreom nunteumyeon sarajil got gateun
Neol bogodo gyeothae obneun got gata
Pyeohyeoni seothureun gabwa
Neol saranghagien

Reff:
Jikyeo jugo sipheo, neoui jalmotdwin nappeun
beoreutdeul kkajido
himdeun nal utge mandeuneun geoya
jom himdeulgetjiman...neol saranghae rago maldo halgeoya
meonjeo nae phume oneun nal kkaji

hokshi dareun ongireul chatja
naege tteonaga haengbokhae halgeoni
geuraedo neol bonael su eobseo
baby jukgiboda deo apeultaende

naega neol saranghae
dareun nugudo ani ne aphe itjanha
naega ni soneul jabgo itjanha
nugungaui pheume julsu obseo aesseo utgo
itjanha
bonael su obseo haneun mameul wae

Indonesian Translate:
Aku tak mampu melihatmu bahkan saat mataku terbuka
Aku tak mampu menemukan hatimu yang telah muram
Diantara kenangan-kenangan yang rusak
Aku tak mampu berbuat apa-apa lagi, karna terlalu banyak menangis
Jika memikirkan dan melihatmu kurasa aku akan baik-baik saja

Reff:
Aku ingin melindungimu ...meski dengan kebiasaan burukmu itu
membuatku tersenyumketika aku merasa lelah
meskipun sedikit sulit
ingin kukatakan aku mencintaimu
sejak hari pertama kau datang ke pelukanku

Aku tak mampu tersenyum, senyumpun aku tak mampu mengingatnya
Seperti hari inipun, jika aku membuka mata, ini akan hilang seperti mimpi
bahkan saat melihatmupun, kau seolah tak berada disisiku
kurasa aku masih saja aneh menunjukkan perasaanku...untuk mencintaimu

Reff:
Aku ingin melindungimu ...meski dengan kebiasaan burukmu itu
membuatku tersenyumketika aku merasa lelah ( eghachunnie.blogspot.com )
meskipun sedikit sulit
ingin kukatakan aku mencintaimu
sejak hari pertama kau datang ke pelukanku

Yakinkah kau akan bahagia meninggalkanku dengan mendapatkan kehangatan dari yang lain
Meski begitu aku tak akan melepasmu sayang
Itu lebih menyakitkan dari pada mati sekalipun

Aku mencintaimu...lebih dari siapapun
tidak dihadapan orang lain
Aku menggenggam tanganmu
Aku tak akan melepaskanmu ke tangan yang lain
mengapa...hatiku tak kan sanggup melepasmu

Trans by : Eghachunnie
PLEASE TAKE OUT WITH FULL CREDIT
=================
fiuwhh..ini lagu asli bikin galau kan.. ==a
ini translate maaf ya rada ancur...ini sesuai dengan penalaran saya :pp
kkkkk..
Ribet juga ngartiinnya... ==a tau ndiri kan lagu lagu korea kalo diartiin ke bahasa kita tercinta Indonesia jadi rada rancu artinya :p
jangan lupa..hargai kerja keras saya
yang mau ngopii susu t*rabika, ngopi kental manis ato apapun itu...tolong full kredit yah..
Masak udah ngredit aka gag cash masi tega juga sama saya :(

jeongmal gamsahamnida :D
-salam cipok dari saya *red: bini Yoochun*-