Senin, 22 Juli 2013

Sinopsis " Kyo, Koi wo Hajimemasu " Part 1

Annyeong.... :p
Hey....this is PERDANA~~~
ini pertama kalinya saya mencoba membuat sinopsis. Jepun pulaaaaa >.<
dan ternyata lumayan berat n mbingungi. begitu banyak hal yang mau di rekap...ga tau deh bagus apa nggak. jadi harap di maklumin ya...
Oya...karna saya menonjolkan capturenya , jadi untuk menghindari loading yang lemot ato lola, maka saya bagi menjadi beberapa part. Seperti sebelumnya, maafkan sinopsis saya, masih sangat banyak kekurangan di sana sini. maklum masih amatiran soal sinop-sinopan. Sekali lagi, penulisan sinop ini hanya berdasarkan apa yang saya tangkap, dan ini pendapat saya. Jadi maap sekata-kata kalo beda sama pemahaman reader yang mungkin sudah nonton film ini.
okay....cekidot saja teman - teman
Kyo, Koi wo Hajimemasu
“Aku tak pernah menyangka, bahwa aku bisa jatuh cinta”
Dari semenjak aku dilahirkan, sampai sekarang. Tiba-tiba aku jatuh cinta dengan pria tidak baik ini”

Seorang gadis dan seorang pria nampak sedang saling bertatapan dan terlihat akan berciuman. Pemandangan dibelakang terlihat kembang api sedang meletus-letus cantik di udara. Ini pesta musim panas.
Pria itu makin mendekatkan wajahnya pada si gadis. Dekat….dekat…dekat… gadis ini juga terlihat akan menerima ciuman si pria dengan senang hati. Tapi….. tiba-tiba si gadis mencoba menghindar


“Tunggu sebentar”

Biarkan aku memulainya dari awal. (Dan flashbackpun di mulai)


Aku Hibino Tsubaki, saat aku lahir, aku terlihat seperti ini. Umur, 3tahun, 5 tahun, 7tahun.
Rumah kami adalah studio foto yang sudah di wariskan dari generasi ke generasi.  Saat ini kamera digital makin popular, orang-orang yang mengambil foto untuk moment penting merekapun jadi semakin sedikit. Rumah tua keluarga kami yang berusia 50tahun tidak mampu kami rombak.
Ini adalah ayahku, Soichiro. Ini ibuku, Setsuko. Dan ini adikku, Sakura. Ia cute, modis. Dan sedikit egois.

Dan akhirnya, inilah aku, seorang gadis berusia 15 th yang polos(sederhana) dan jadul.

“Apa kau sudah siap Tsubaki?”, Ibu memanggil. Beliau melongok dari pintu untuk melihat putrinya. Tsubaki berdiri dan mengangguk. Ibu menghampiri Tsubaki. “Tidak mudah untuk masuk ke SMA, Ibu tahu itu bukan sekolah yang kau inginkan, tapi itu adalah tempat dimana kau harus berusaha dengan keras. Jangan heran dengan lingkungan barumu. Berusahalah keras dan jangan turunkan tingkatanmu. Meski kau gagal ujian, kau sangat cerdas. Kau hanya perlu lulus dari universitas dengan baik. Kau tidak boleh merusak masa depanmu sekarang”, ceramah ibunya dengan kasih sayang. :) 
Tsubaki mengangguk sambil tersenyum “Baik bu”.



Tsubaki sedang berjalan menuju sekolah barunya. Apa yang ia lihat hari itu sungguh pemandangan luar biasa baginya. Ia terkejut melihat para gadis seusianya dengan pakaian-pakaian yang mencolok.
“Seragam macam apa yang sependek itu?”. Dan lagi ia melihat siswa laki-laki memakai anting. “Apa mereka datang kesini hanya untuk bermain-main?”.
Saat ia tengah sibuk terheran-heran, segerombol gadis tak sengaja menabraknya dari belakang. “Ah, maaf”. Gadis – gadis itu bukannya meminta maaf juga, tapi mereka malah menertawakan penampilan Tsubaki yang terlihat jadul dan tidak fashionable sama sekali.
“Tidak, tidak, tidak boleh cari masalah dengan orang lain”. Kata Tsubaki dalam hati. Tsubaki berlari kecil menaiki tangga, sesaat ia hampir menabrak oranglain lagi, namun ia masih bisa menghindar. Tapi beberapa detik kemudian ia tak sengaja lagi menabrak seorang laki-laki, dan membuat tas beserta barang bawaannya jatuh berserakan.



“Maaf”, kata itu spontan keluar dari mulut Tsubaki, sambil ia membereskan kertas dan tasnya yang terjatuh. “Apa yang kau lakukan?”, tanya lelaki yang tadi menabraknya sambil membantu Tsubaki untuk membereskan bawaannya. Saat mereka berdua tengah sibuk membersihkan barang Tsubaki yang kotor karena tercecer, beberapa pria datang dan memanggil “Tsu~...baki”.
Karena merasa di panggil, Tsubaki langsung menoleh dan berdiri seketika. “Ya?”. Tsubaki, laki-laki itu dan beberapa temannya sedikit terkejut.
“Apa kau juga dipanggil Tsubaki?”,
“Ya”.
“Hibino Tsubaki”, laki-laki itu membaca tulisan di tempat pensil Tsubaki sambil meringis. “Apa anak SMA masih menulis nama mereka di tempat pensil miliknya? Kau benar-benar memberikan kesan seorang  wanita ‘showa’. (Showa: gaya jadul, kuno, kampungan, norak seperti gaya jaman jepang dahulu kala). Nadanya terdengar mengejek.
“Tolong kembalikan”. Tsubaki merebut kotak pensilnya.
“Bukankah itu Tsubaki yang sering di bicarakan? Kereeeen !!!”, segerombol gadis-gadis tiba-tiba muncul dan melihat lelaki yang namanya sama dengan Tsubaki dengan mata berbinar. Mereka serta merta menghampiri Tsubaki dan dengan kasar mendorong Tsubaki-chan ke samping. “Bisakah kau memberikan nomor teleponmu?”.
“Tentu”.
Dan mereka berlalu sambil bergelaut manja pada Tsubaki-kun. Bisa dilihat dari sini, Tsubaki adalah seorang Playboy. Salah seorang teman Tsubaki-kun berceletuk “Jangan sampai tertangkap oleh gadis-gadis di hari pertama”.
“Diam saja”.
Tsubaki chan melihat hal itu dengan jengah. “Pria yang menjijikkan”.

Lalu sampailah pada acara penerimaan murid baru, selesai Kepala sekolah memberikan pidatonya kini giliran perwakilan murid baru dengan nilai tertinggi akan maju meberikan satu atau dua patah kata.
“Perwakilan murid baru, Tsubaki Kyouta”.
Sejenak gedung itu sedikit riuh oleh suara siswi-siswi baru.
“Murid perwakilan? Rangking 1 saat ujian masuk? Apa seheboh inikah?”, Tsubaki-chan penasaran.
 Tsubaki Kyouta yang dimaksudkan mulai melangkahkan kakinya menuju podium.

Tsubaki-chan sedikit kaget menyadarinya, saat melihat bahwa Tsubaki Kyouta adalah laki-laki yang tadi pagi tak sengaja bertabrakan dengannya.
“Kyouta, ganbatte, lakukan yang terbaik”, teriak para siswi yang terlihat seperti penggemar berat Kyouta.
“Aku di undang oleh cahaya musim semi yang hangat”. Kyouta membuka pidatonya. tapi sejenak kyouta terdiam. “Maaf, aku benar-benar lupa”. Ucapnya terus tersenyum tanpa canggung sedikitpun.
“Kyouta sudah berjuang keras”, teriak salah satu teman kyouta dari bangku penonton.
“Diamlah”. Jawab kyouta. “Bagaimanapun, semuanya lakukanlah apa yang kau inginkan dan bersenang-senanglah. Sekian ”. itu sepertinya pidato tersingkat yang pernah ada bagi Tsubaki-chan. Ia tak habis pikir, siswa-siswi di sekitarnya dengan riuh bertepuk tangan untuk tindakan yang mereka anggap keren itu.
“Keren apanya? Dia??”, Tsubaki hanya mendesah.


Adegan kemudian beralih saat Tsubaki memasuki kelas barunya. Gadis itu kini mengenakan kacamata dan dengan segera duduk di bangkunya yang berada di belakang kelas.
“Syukurlah, duduk di belakang tidak akan menarik perhatian”. Tsubaki bersyukur. Dan kita bisa lihat Kyouta sedang melihat denah tempat duduknya. Seorang gadis centil yang entah namanya siapa merengek karena ternyata tempat duduk Kyouta jauh berada di belakang. Ia berharap bisa duduk dekat dengan Kyouta. Gadis centil itu mengeluh agar Kyouta mengganti tempat duduknya. Kyouta berkata akan coba mengatakannya pada guru nanti. Dan si gadis sibuk lagi mengomentari Tsubaki-chan yang menurutnya kampungan dan seolah-olah tak cocok duduk dekat dengan Kyouta. Kyouta melihat Tsubaki dan terseyum (jahil) mulai mendekati Tsubaki-chan. Tsubaki terlihat sibuk menulis (jurnal). Dan tiba-tiba sepasang tangan mucul diatas mejanya. Tsubaki mendongak dan mendapati kyouta telah berada di depannya. Kyouta memandang Tsubaki dengan jahil, dan mencoba mendekatkan wajahnya lebih dekat pada Tsubaki-chan.

“Tolong hentikan”, Tsubaki kaget dan menunduk.
“Ini suatu kebetulan kita duduk bersebelahan. O.... Ada sesuatu yang mau kutanyakan. Apa barusan kau pikir kau akan mendapat ciuman?”, tanya Kyouta.
Tsubaki terkejut. “hal kecil seperti it..u”.

“Tidak!”, potong Kyouta. “Melihatmu saja, sudah pasti kau akan jadi incaran di sekolah ini. Seragam yang kuno, dan gaya rambut yang jadul”, Kyouta memegang kepangan rambut Tsubaki. “Dari kampung mana dia berasal? Ah, di tempat terpencil, benar kan?”.
Tsubaki hanya terdiam dan menganggap hari ini ia benar-benar sial. Kenapa juga ia harus sekelas dengan pria brengsek ini, dan terlebih lagi mereka memiliki nama yang sama. Tsubaki kemudian dengan kilat mengambil kotak peralatannya, dan dengan segera mengeluarkan gunting dari dalamnya. Ia mengacungkannya ke depan seolah mempertahankan dirinya dari Kyouta.

 “Apa yang kau lakukan?”. Orang lain mungkin berpikir kalau Tsubaki-chan bisa saja menikam Kyouta yang sudah keterlaluan padanya. Dengan terbata-bata, Tsubaki menjawab, “i...itu...ra..rambut”
“Huh??”.
“Rambutmu itu terlihat menyedihkan. Kurasa ada potongan rambut yang lebih cocok untuk anak SMA sepertimu”.
Kyouta tertawa, “yang benar saja? Kenapa aku harus mendengarkanmu?”, Kyouta mendekati Tsubaki lagi sementara Tsubaki mundur-mundur.
“Kalau kau menggangguku lagi, aku akan benar-benar akan melawan dengan mengambil tindakan terhadap rambut itu”, ancam Tsubaki. “Bisa kan?”
Kyouta memandang Tsubaki serius, tajam-tajam. Antara takjub atau mungkin heran.
 “Tunggu, jangan bertingkah berlebihan”, celetuk seorang gadis dan mendorong Tsubaki. Gadis lain ikut menimpali “Itu benar, dia terlihat jelas-jelas polos namun ia jelas menginginkan ciumannya”.“Jangan berkhayal”.
Tsubaki terdiam, dia merutuk dalam hati, “Kenapa ini jadi seperti ini? Apa mereka fansnya? Pembantunya? Apa-apaan ini?”

Seorang gadis datang lagi. (terlalu banyak gadis-gadis menyebalkan kayaknya di film ini hahahh) “Hanya ada satu orang yang menginginkan begitu”, gadis itu tersenyum jahat. “Biarkan kami memotong rambutmu!”. Ia merebut gunting dari tangan Tsubaki-chan dan menarik kepangan Tsubaki, hampir saja memotongnya.
Tapi Kyouta segera bertidak, ia menyingkirkan gadis menyebalkan itu. “Aaah, sory...sory. Jangan apa-apakan dia”, ujarnya sambil membalikkan tubuh Tsubaki dan memangkukan tangannya di pundak gadis itu. “Mulai hari ini, dia adalah wanitaku!”, ungkapnya. Seisi kelas terkejut dan mulai tertawa mengejek Kyouta yang mereka anggap bercanda terlalu berlebihan. Tak berbeda dengan Tsubaki-chan, ia terkejut.

“Tidak, aku serius”, tegas kyouta. Dan suasana kelas menjadi hening untuk sesaat. Kyouta membalik Tsubaki chan untuk menghadapnya dan dengan segera mencium gadis itu begitu saja. Chu~. Suara riuh mengiringi ciuman itu. Apa yang terjadi? Tsubaki bengong dengan apa yang barusan dia alami. 

Speechles, dan kemudian ia marah, menghempaskan lengan Kyouta dan pergi berlalu sambil menangis.
Lalu suasana berganti dengan Tsubaki chan yang gemas mencoret-coret bukunya dan menggerundel sendiri soal ciuman pertamanya yang lebih tepat disebut accident itu. 
 “Tak bisa dimaafkan, Ciuman pertamaku...yang penting. Dengan tiba-tiba dicuri oleh pria seperti itu. Tidak! Itu tidak terhitung ciuman pertama. Ini pasti cuma mimpi....mimpi buruk!”, Tsubaki lalu menyadari. “Ini bukan mimpi”. 
Di kelas, seorang gadis berwajah kebule-an lagi-lagi iseng mempromosikan Tsubaki Hibino-kita untuk menjadi panitia penanggung jawab festival musim semi. Hari kedua di sekolah, tsubaki sudah merasa akan menjadi bahan ejekan oleh setiap orang.

Guru menanyakan, apa ada yang lain yang mau di rekomendasikan untuk ikut bertanggung jawab. 
Dengan gayanya, Kyouta mengangkat tangannya “Saya”, sambil memandang Tsubaki.


"Saya"

Bersambung
To be continue 
gimana...gimanaaaaa....
saya suka sekali film ini >.< itu si Kyouta (Tori) maniiisss yaaaa.....pengen jitak-jitak gitu rasanya.
Maaf sinop part 1 dikit yaa, soalnya gambarnya banyak banget. Ternyata bikin sinopsis itu gak mudah. Makanya saya sangat menghargai teman-teman yang bersusah payah bikin sinopsis. *ngelap kringet*


0 komentar: