Jumat, 21 Maret 2014

REVIEW Korean Movie PLAN MAN (플랜맨) 2014

Ada yang sudah pernah nonton Film ini?
hehe...
Dan eke disini mau mencoba untuk mereview film ini sedikit. Meskipun gak ada sub...tapi inti cerita ini bisa kok dipahami meski hanya dengan bahasa tubuh dan naluriahwati ......hehe
Tau gak? saya udah nyari sub ini muter2 kaga ketemu juga. so....bagi yg punya link subnya....bagi2 ya ke saya .....*cipok*
Plan Man / Peullaen Maen

Cast

  • Jung Jae-young as Han Jung-seok[6]
  • Han Ji-min as Yoo So-jung[7][8]
  • Cha Ye-ryun as Lee Ji-won
  • Jang Gwang as Goo Sang-yoon
  • Kim Ji-young as psychiatrist
  • Ju Jin-mo as Laundry
  • Yoo Seung-mok as Writer Lee
  • Jo Yong-jin as young Jung-seok
  • Go Seo-hee as Jung-seok's mother
  • Park Gil-soo as Section chief Nam
  • Park Jin-joo as Eun-ha
Cr: Wikipedia

Ini film lumayan kocak, kalo sya ngasih nilanya sih 8/10 [walaupun penilaian ini hanya berdasarkan bahasa kalbu] :D
Ceritanya nih....alkisah ada seorang pria yg udah agak ato paruh baya lah gitu. Namanya Han Jung Seok. Ajusshi satu ini tu super duper perfect banget bersihnya. Rapiiiiih, bersih, dan hidupnya sehari-hari penuh dengan perencanaan.


Jung Seok adalah seorang petugas perpustakaan. Liat aja tuh, saking rapinya dia ngatur segala sesuatu dengan titi teliti bangeeeet. Nempel label, natain buku. Hadeeeh, rapinya ngalah-ngalahin perempuan.
Satu hal lagi, dia bukan hanya peduli ama kerapian dirinya sendiri. Tapi lingkungannya juga. Pokoknya apa-apa yang didepannya dia harus perfect bersihnya. DIa gak bisa lihat benda yang gak ketata bagus, mencang-menceng, ato orang pake dasi gak bener, dll. Dia suka geregetan gak tahan liat ada orang lain kotor, jorok, gak rapi, atau bahkan bersin di sekitar dia. Makanya dia selalu siap sedia semprotan antiseptik.


Jadwal kesehariaannya udah ter'alarm di jam tangannya. Maka setiap hari dia selalu tepat waktu jam istirahatnya mampir ke mini market deket kantornya, sekalian ngecengin cewe yang diam-diam dia suka. (kalo bahasa jawanya ni cewe 'bribi'an-nya' dia.
Seperti biasa dia gak betah liat ada yang berantakan dikit...ya dibenerin.
ni cewek taksirannya (nampak belakang)

Ni cewe 11-12 lah sama tu ajusshi, miss perfect clean. Rapiiih. Titi teliti. Cocok banget.


Daaann, sebenarnya si ajusshi ini tau kelakuannya yang super duper bersih itu adalah kelainan. Jadi dia sadar diri, dan pergi untuk konsultasi ke psikiater.
@psikiater

Ditengah-tengah pedekatenya sama si mbak mini market. Dia gak sengaja ketemu sama perempuan yang sifatnya kebalikannya. Yoo So Jung (Han Ji Min).


Cewe yang agak tomboy.

Dia ini penyanyi cafe lho, hehe.
Karena insiden tertinggalnya notebook milik Jung Seok, mereka berdua akhirnya menjadi dekat. So Jung membuat lagu yang terinspirasi dari Jung Seok, judulnya Plan Man. :p 


Banyak hal yang dilalui Jung Seok bersama dengan So jung yang membuatnya ilfeel. Cewe ini kebalikan banget dari perempuan yang dia taksir.Tapi, So Jung ini justru membuat Jung Seok belajar untuk sembuh dari sifatnya yang tergolong aneh itu.


Karena Jung Seok mahir bermain piano, maka So Jung memintanya untuk menjadi partner di ajang menyanyi. Bagus lho lagunya. Hehe.




Dan beberapa konflik muncul mulai dari sini. Endingnya manis gula jawa kok. Hehe....
Penasaran kan? Penasaran gimana lanjutannya? huhuii..
Mungkin ada yang udah bisa nebak jalan ceritanya.
Konflik di film ini gak cuma dari kebersamaan mereka berdua. Tapi juga masa lalu si ajusshi ini, maka dari itu kenapa dia jadi pribadi yang sekarang ini. Gak rugi kok download film ini. Tapi ya cuma ituuu...subnya belum keluar. Jadi bagi teman-temun yang kira-kira punya linknya, bagi disini ya.
Mau download Filmnya disini aja :D [DOWNLOAD]






Kamis, 20 Maret 2014

CNBLUE (씨엔블루) CAN'T STOP MV Download




Download here

S.M. THE BALLAD Vol.2 (에스엠 더 발라드)_숨소리 MV Download

S.M. THE BALLAD Vol.2 (에스엠 더 발라드)_숨소리 MV Korean Ver.Download


Download here

YOU ARE MY EXTRAORDINARY PERSON | 1ST | Straight

YOU ARE MY EXTRAORDINARY PERSON , 1ST Chapt.
Soul of Story
                Apa kau pernah merasa menyukai seseorang yang bukan hanya menurutmu dia keren. Tapi secara umum dan pasti dia mengagumkan bagi banyak orang. Ya….kau bisa mengumpamakannya sebagai seorang artis. Artis terkenal dengan sejuta pesonanya. Dimanapun dan kapanpun aura-aura menyilaukan yang secara kasat mata tak terlihat bersinar dan memukau setiap orang. Tapi disini yang kuceritakan bukanlah seorang artis. Dia adalah orang biasa. Memang, disekolahku dia lebih mirip artis. Semua orang menggilainya, terutama para gadis. Ya, dia seorang pria. Mungkin beberapa gadis sering membicarakannya yang seperti sesosok pangeran. Nyaris tanpa celah. Tampan, berpendidikan (tentu, dia pintar, jenius malah), dan berlatar belakang keluarga yang sangat baik. Tapi ada satu kekurangan laki-laki itu. Kepribadiannya kurang baik. Dia tidak pernah benar-benar bersosialisi. Kalau kalian lihat, ia selalu berjalan dengan banyak orang di sekelilingnya. Tapi bisa ku katakan pada kalian, ia tak punya teman sama sekali. Orang-orang yang berkeliaran disekeliling pangeran itu tak ubahnya sekedar stalker. Mereka yang kebanyakan wanita itu cuma asik menguntit. Beberapa laki-laki malah terlihat seperti bodyguardnya kesana kemari yang…yah…kalian tahu, ikut menumpang tenar juga. Baek Kyung Soo, namanya. Ia terlihat lebih suka menyendiri. Jarang tersenyum, hampir tidak pernah. Tidak pernah terlihat tertarik pada wanita dalam bentuk apapun. Pria ini juga miskin ekspresi. Kau tak akan melihat senyumnya, kalau ia tak benar-benar sedang berbahagia, begitu pula sebaliknya. Kurasa, jika ada seseorang terutama wanita yang masih menyukainya dengan kepribadian seperti itu, ia sudah pasti gila. Dan, ternyata ungkapan gila itu menunjuk pada diriku sendiri.
One
Bel istirahat pertama bergema. Hampir semua murid di kelas 2 A keluar dari kelas dengan teratur. Tak terkecuali Shin Min Gi. Ia dan seorang temannya sedang berjalan keluar kelas ketika di lihatnya Kyung Soo berdiri mendekat ke jendela sambil memasang earphonenya.
                “Jung Ah~ya, kau boleh duluan ke kantin, aku mau mengambil sesuatu dulu”, bisik Min Gi saat ia hampir mencapai ambang pintu.
                Jung Ah mengangguk pelan dan berkata, “Ok, aku duluan. Aku hampir mati kelaparan.”, dan gadis berambut ikal sebahu itupun berjalan terus keluar meninggalkan Min Gi. Min Gi berjalan pelan kea rah bangkunya, dan mencoba untuk tak begitu terlihat sedang memperhatikan Kyung Soo. Gadis itu mulai berpura-pura sibuk merogoh laci bangkunya dengan tatapan mata yang terus menerus tertuju pada Kyung Soo. Kyung Soo yang tidak menyadari hal itu adalah saat yang paling membahagiakan Min Gi. Ia bisa bebas memandang laki-laki itu tanpa seorangpun tahu atau memergokinya dan mengetahui kalau ia adalah salah satu dari sekian banyak penggemar dari laki-laki tampan bernama Kyung Soo itu. Tak seorangpun tahu bahwa Min Gi telah menjelma menjadi salah satu penggila seorang Kyung Soo. Sejauh ini rahasianya masih aman. Kim Jung Ah sahabatnya bahkan tak sanggup mencium rahasianya.
Kyung Soo terus saja memandang keluar jendela sambil mendengarkan lagu yang mengalun lewat Ipod miliknya menggunakan earphone. Meski terlihat bibirnya berkomat-kamit bersenandung, wajah pemuda itu tetap datar, tanpa ekspresi. Ia memandang lapangan futsal di bawah, memperhatikan gerombolan laki-laki yang tengah berpeluh keringat mengejar dan berebut bola. Beberapa siswi terlihat duduk-duduk bercerita sambil mengunyah roti di mulut mereka. Ngomong-ngomong soal roti, Kyung Soo sama sekali belum makan apa-apa hari ini. Sejujurnya dari kemarin malampun ia sama sekali tak menyentuh makan malam di rumahnya. Tapi anehnya, ia tak lapar sedikitpun. Dan terlebih lagi ia merasa malas untuk turun ke kantin dan bertemu serigala-serigala yang berkedok TEMANnya. Ah, dia benci dengan kata-kata itu. Ia bersyukur berada di kelas tanpa seorangpun di dalamnya. Ini salah satu hal yang bisa membuatnya lega dan sedikit senang. Setidaknya itu sebelum ia menyadari bahwa ada orang lain di dalam kelas saat itu selain dia. Dan yang terpenting, orang itu tengah sangat intens memperhatikannya dari ujung kepala sampai kaki.
                Shin Min Gi masih selamat sebelum bolpoint dari dalam lacinya tak sengaja tersenggol dan meluncur jatuh. Meski tak begitu mengagetkan, Kyung Soo menyadari hal itu. Ia melepas sebelah earphonenya dan menoleh. Min Gi merutuki dirinya sendiri. “Bodohhhhh! Bodoh! Bodoh!”, jeritnya dalam hati. Sesaat pandangan mata Kyung Soo tertumpu padanya. Alis tebal Kyung Soo sedikit berkerut, dan memandang gadis itu dengan tajam. Min Gi segera saja mengalihkan pandangannya, dan mengatur suasana hatinya. Ia berpura-pura menggerundel sambil membongkar-bongkar isi tasnya. “di…di mana dompetku”, ide bagus, pikirnya. Strategi dompet. Laki-laki itu tak mungkin tahu kan? Tak mungkin Kyung Soo sempat melihatnya memperhatikan Kyung Soo dengan air liur yang hampir menetes kan? Ini memalukan. Min Gi berusaha membuat wajahnya terlihat innocent. Tak mudah memang, karena jantungnya saat ini berdebar begitu kerasnya.
                “Kau cari apa?”.
                Min Gi menoleh, takjub dan terkejut mendengar kata-kata itu meluncur dari bibir Kyung Soo. Bagaimana tidak, meski ia sekelas dengan Kyung Soo selama hampir 2 tahun ini, ia tak pernah benar-benar berbicara padanya. Otot di sekitar rahang Min Gi rasanya mulai mengeras. Beberapa detik ia tak sanggup menggerakkan mulutnya. Ia tak berkedip menatap Kyung Soo yang sekarang juga sedang menatap ke arahnya.
                “Apa kau mencari dompetmu?”, tanya Kyung Soo.
Min Gi membelalakkan matanya dan mulai mengangguk. “I…iya.”, syukurlah. Sepertinya peredaran darah di rahangnya sudah mulai lancar, karena fungsinya sudah mulai berjalan normal. Anggukan Min Gi disambut dengan desahan Kyung Soo. Laki-laki itu membalikkan tubuhnya menghadap Min Gi. Ia menunjuk tangan kiri Min Gi dengan matanya. “Apa benda berwarna hitam di tangan kirimu itu tempat pensil?”, nadanya menyindir. Min Gi menurunkan pandangannya dari Kyung Soo dan menatap tangan kirinya. Gadis itu kemudian berdesis dan meracau dalam hati. Ia menggigit bibirnya lalu tersenyum paksa. “Ahh, ya…..ya ampun. Hahaha….” Tawanya garing dan salah tingkah. “Bodoh, bodoh bodoh!”, jeritnya dalam hati. “Heehe..he…maaf mengganggu. Annyeong!”, Min Gi beranjak dari bangkunya dan berlari secepat kilat untuk kabur. Kyung Soo memandang gadis itu yang dengan cepat menghilang dari ambang pintu kelas. Speninggal gadis itu Kyung Soo kembali mendesah. Ia kembali memasang earphone di telinganya. Namun kali ini ia duduk dibangkunya.
Two
Min Gi berjalan terseok saat melewati gang kecil menuju rumahnya. Ia masih menggeleng-gelengkan kepalanya tak jelas. Kejadian hari ini masih berputar-putar di atas kepalanya. Ia mencoba mengenyahkan hal itu dari ingatannya. Rasa malu yang baru saja menampar wajahnya hari ini, bagaimana mungkin Min Gi masih punya muka untuk sekedar tak sengaja bertatapan dengan Kyung Soo besok di sekolah. Ya Tuhan, kisah cintaku yang bahkan belum mulai bersemi sudah pupus begitu saja, habis sudah. Min Gi menyesal, kenapa ia tak melanjutkan niatnya untuk meloncat dari atap gedung tadi. Toh, walaupun ia tetap hidup sampai sekarang, masa depan romansanya tak akan pernah indah mulai hari ini. Laki-laki yang begitu dikaguminya secara diam-diam itu rasanya semakin menjauh akibat keteledorannya sendiri. Min Gi mulai menepuk-nepuk pipinya. Hey, apa kau sudah gila? Bermimpi pun bisa merasakan romansa pencintaan yang romantis dengan Kyung Soo adalah hal yang gila. Mengagumi saja sudah terlalu beresiko bagiku. Min Gi berulang kalo meremas gemas rambutnya.
                “Oh...nuna?”.
                Min Gi terkejut dan mengangkat kepalanya. Matanya silau, lampu jalan yang berada tepat di belakang sesosok hitam itu membuat Min Gi makin tak mampu mengenalinya. Ditambah lagi, entah itu orang atau apa, ia memakai tudung kepala berwarna hitam.
                “Apa kau malaikat maut?”, tanya Min Gi dengan sedikit gemetar. “kkk..kka…akk..”, Min Gi merasa lidahnya kelu. Tak menyangka harapannya untuk segera menghilang dari dunia ini akan terkabul sebentar lagi. To Be Continued.......
Wait Until Next Chapter..... 

tinggalkan jejak kalau suka akan ff ini dan ingin mendapatkan lanjutannya :>

Minggu, 18 Agustus 2013

I'm Learning

Belajar.....Aku masih belajar.....dan aku sedang belajar
Ikhlas itu gak mudah
Meski cukup mudah untuk dikatakan, I-K-H-L-A-S ......
6 huruf yang menjadi luar biasa bila seseorang meyakininya.
Mulut dan lidah kita akan dengan sangat mudah untuk melontarkannya....tiada batasan siapapun sanggup mengucapnya selagi ia mampu berbicara. "Aku ikhlas kok", dan beberapa orang ada yang mengucapkannya dengan seulas senyum bertengger di bibir, atau mungkin justru dengan wajah datar, skpetis....atau yang lainnya.
Pernahkan kalian menela'ah, di beberapa kejadian kehidupan kalian, yang telah lalu...
Saat kalian menemukan atau menemui sesuatu yang membuat kalian gerah, marah, sakit hati, merasa tak terima, kesal, penat, oleh karena sesuatu atau seseorang memperlakukan kalian dengan tidak semestinya. Lalu kalian mencoba untuk melupakannya, memaafkannya, dan bahkan mengikhlaskannya?
Ikhlas itu sulit.....kalian akan dengan sangat mudah bilang mengikhlaskannya, tapi suatu ketika saat kalian mengingatnya, atau bahkan mengungkit-ungkitnya, kalian kesal lagi, marah lagi, atau mungkin setidaknya merasa keikhlasan yang kalian berikan itu tak setimpal dengan apa yang telah mereka perbuat padamu. Itu berarti kalian belum ikhlas.
Keikhlasan itu indah, tapi sangat sulit melakukannya. Contoh yang lain, seorang istri yang sedang di uji keikhlasannya. oleh suaminya yang ingin memadu kasih dengan wanita lain. Memperistri orang lain selain dirinya. Seperti apapun dia mengiyakan, bahwa ia ikhlas di poligami, apa kalian tahu...apa yang ia lakukan di kamar seorang diri. Di kesunyian ia pasti menitikkan airmata, dan mengeluh atau meminta kesabaran ekstra pada sang pencipta.
Itulah kenapa, seorang istri yang benar-benar ikhlas di poligami suami, imbalannya adalah surga.
Ikhlas bukan untuk pajangan, tapi untuk diaplikasikan ke dalam perilaku, dan keseharian. Tak usah sok bijak dan bilang kalian mampu mengikhlaskan sesuatu, memahami sesuatu, untuk memperlihatkan bahwa kalian dewasa, tapi nyatanya sikap kalian tak lebih baik dari orang lain.
Jaga lidahmu.....jaga sikapmu.....jangan melihat diri kalian saja. Lihatlah dari sudut pandang oranglain. Posisikan dirimu menjadi mereka. "Seandainya......dan seandainya.....", karena mendapatkan keihklasan dari orang lain itu sulit. Ikhlas itu mahal harganya. Jangan sampai kita menyakiti oranglain dan membuat 'hutang ikhlas' dari orang yang kita sakiti.
Aku sadar....aku belajar untuk ikhlas...belajar untuk jauh lebih baik. Belajar untuk jauh lebih peduli pada orang lain, bukan peduli pada aibnya, peduli pada kejelekannya, tapi peduli untuk kesejahteraannya. Karena apa yang kita tebar, itulah yang kita panen. Janji Allah, semua yang telah kita perbuat pasti ada balasannya. Baik kita sadari atau tidak, baik sekarang, besok, atau di akhirat nanti. Roda itu terus berputar. Gak akan berhenti.

Senin, 22 Juli 2013

Sinopsis " Kyo, Koi wo Hajimemasu " Part 1

Annyeong.... :p
Hey....this is PERDANA~~~
ini pertama kalinya saya mencoba membuat sinopsis. Jepun pulaaaaa >.<
dan ternyata lumayan berat n mbingungi. begitu banyak hal yang mau di rekap...ga tau deh bagus apa nggak. jadi harap di maklumin ya...
Oya...karna saya menonjolkan capturenya , jadi untuk menghindari loading yang lemot ato lola, maka saya bagi menjadi beberapa part. Seperti sebelumnya, maafkan sinopsis saya, masih sangat banyak kekurangan di sana sini. maklum masih amatiran soal sinop-sinopan. Sekali lagi, penulisan sinop ini hanya berdasarkan apa yang saya tangkap, dan ini pendapat saya. Jadi maap sekata-kata kalo beda sama pemahaman reader yang mungkin sudah nonton film ini.
okay....cekidot saja teman - teman
Kyo, Koi wo Hajimemasu
“Aku tak pernah menyangka, bahwa aku bisa jatuh cinta”
Dari semenjak aku dilahirkan, sampai sekarang. Tiba-tiba aku jatuh cinta dengan pria tidak baik ini”

Seorang gadis dan seorang pria nampak sedang saling bertatapan dan terlihat akan berciuman. Pemandangan dibelakang terlihat kembang api sedang meletus-letus cantik di udara. Ini pesta musim panas.
Pria itu makin mendekatkan wajahnya pada si gadis. Dekat….dekat…dekat… gadis ini juga terlihat akan menerima ciuman si pria dengan senang hati. Tapi….. tiba-tiba si gadis mencoba menghindar


“Tunggu sebentar”

Biarkan aku memulainya dari awal. (Dan flashbackpun di mulai)


Aku Hibino Tsubaki, saat aku lahir, aku terlihat seperti ini. Umur, 3tahun, 5 tahun, 7tahun.
Rumah kami adalah studio foto yang sudah di wariskan dari generasi ke generasi.  Saat ini kamera digital makin popular, orang-orang yang mengambil foto untuk moment penting merekapun jadi semakin sedikit. Rumah tua keluarga kami yang berusia 50tahun tidak mampu kami rombak.
Ini adalah ayahku, Soichiro. Ini ibuku, Setsuko. Dan ini adikku, Sakura. Ia cute, modis. Dan sedikit egois.

Dan akhirnya, inilah aku, seorang gadis berusia 15 th yang polos(sederhana) dan jadul.

“Apa kau sudah siap Tsubaki?”, Ibu memanggil. Beliau melongok dari pintu untuk melihat putrinya. Tsubaki berdiri dan mengangguk. Ibu menghampiri Tsubaki. “Tidak mudah untuk masuk ke SMA, Ibu tahu itu bukan sekolah yang kau inginkan, tapi itu adalah tempat dimana kau harus berusaha dengan keras. Jangan heran dengan lingkungan barumu. Berusahalah keras dan jangan turunkan tingkatanmu. Meski kau gagal ujian, kau sangat cerdas. Kau hanya perlu lulus dari universitas dengan baik. Kau tidak boleh merusak masa depanmu sekarang”, ceramah ibunya dengan kasih sayang. :) 
Tsubaki mengangguk sambil tersenyum “Baik bu”.



Tsubaki sedang berjalan menuju sekolah barunya. Apa yang ia lihat hari itu sungguh pemandangan luar biasa baginya. Ia terkejut melihat para gadis seusianya dengan pakaian-pakaian yang mencolok.
“Seragam macam apa yang sependek itu?”. Dan lagi ia melihat siswa laki-laki memakai anting. “Apa mereka datang kesini hanya untuk bermain-main?”.
Saat ia tengah sibuk terheran-heran, segerombol gadis tak sengaja menabraknya dari belakang. “Ah, maaf”. Gadis – gadis itu bukannya meminta maaf juga, tapi mereka malah menertawakan penampilan Tsubaki yang terlihat jadul dan tidak fashionable sama sekali.
“Tidak, tidak, tidak boleh cari masalah dengan orang lain”. Kata Tsubaki dalam hati. Tsubaki berlari kecil menaiki tangga, sesaat ia hampir menabrak oranglain lagi, namun ia masih bisa menghindar. Tapi beberapa detik kemudian ia tak sengaja lagi menabrak seorang laki-laki, dan membuat tas beserta barang bawaannya jatuh berserakan.



“Maaf”, kata itu spontan keluar dari mulut Tsubaki, sambil ia membereskan kertas dan tasnya yang terjatuh. “Apa yang kau lakukan?”, tanya lelaki yang tadi menabraknya sambil membantu Tsubaki untuk membereskan bawaannya. Saat mereka berdua tengah sibuk membersihkan barang Tsubaki yang kotor karena tercecer, beberapa pria datang dan memanggil “Tsu~...baki”.
Karena merasa di panggil, Tsubaki langsung menoleh dan berdiri seketika. “Ya?”. Tsubaki, laki-laki itu dan beberapa temannya sedikit terkejut.
“Apa kau juga dipanggil Tsubaki?”,
“Ya”.
“Hibino Tsubaki”, laki-laki itu membaca tulisan di tempat pensil Tsubaki sambil meringis. “Apa anak SMA masih menulis nama mereka di tempat pensil miliknya? Kau benar-benar memberikan kesan seorang  wanita ‘showa’. (Showa: gaya jadul, kuno, kampungan, norak seperti gaya jaman jepang dahulu kala). Nadanya terdengar mengejek.
“Tolong kembalikan”. Tsubaki merebut kotak pensilnya.
“Bukankah itu Tsubaki yang sering di bicarakan? Kereeeen !!!”, segerombol gadis-gadis tiba-tiba muncul dan melihat lelaki yang namanya sama dengan Tsubaki dengan mata berbinar. Mereka serta merta menghampiri Tsubaki dan dengan kasar mendorong Tsubaki-chan ke samping. “Bisakah kau memberikan nomor teleponmu?”.
“Tentu”.
Dan mereka berlalu sambil bergelaut manja pada Tsubaki-kun. Bisa dilihat dari sini, Tsubaki adalah seorang Playboy. Salah seorang teman Tsubaki-kun berceletuk “Jangan sampai tertangkap oleh gadis-gadis di hari pertama”.
“Diam saja”.
Tsubaki chan melihat hal itu dengan jengah. “Pria yang menjijikkan”.

Lalu sampailah pada acara penerimaan murid baru, selesai Kepala sekolah memberikan pidatonya kini giliran perwakilan murid baru dengan nilai tertinggi akan maju meberikan satu atau dua patah kata.
“Perwakilan murid baru, Tsubaki Kyouta”.
Sejenak gedung itu sedikit riuh oleh suara siswi-siswi baru.
“Murid perwakilan? Rangking 1 saat ujian masuk? Apa seheboh inikah?”, Tsubaki-chan penasaran.
 Tsubaki Kyouta yang dimaksudkan mulai melangkahkan kakinya menuju podium.

Tsubaki-chan sedikit kaget menyadarinya, saat melihat bahwa Tsubaki Kyouta adalah laki-laki yang tadi pagi tak sengaja bertabrakan dengannya.
“Kyouta, ganbatte, lakukan yang terbaik”, teriak para siswi yang terlihat seperti penggemar berat Kyouta.
“Aku di undang oleh cahaya musim semi yang hangat”. Kyouta membuka pidatonya. tapi sejenak kyouta terdiam. “Maaf, aku benar-benar lupa”. Ucapnya terus tersenyum tanpa canggung sedikitpun.
“Kyouta sudah berjuang keras”, teriak salah satu teman kyouta dari bangku penonton.
“Diamlah”. Jawab kyouta. “Bagaimanapun, semuanya lakukanlah apa yang kau inginkan dan bersenang-senanglah. Sekian ”. itu sepertinya pidato tersingkat yang pernah ada bagi Tsubaki-chan. Ia tak habis pikir, siswa-siswi di sekitarnya dengan riuh bertepuk tangan untuk tindakan yang mereka anggap keren itu.
“Keren apanya? Dia??”, Tsubaki hanya mendesah.


Adegan kemudian beralih saat Tsubaki memasuki kelas barunya. Gadis itu kini mengenakan kacamata dan dengan segera duduk di bangkunya yang berada di belakang kelas.
“Syukurlah, duduk di belakang tidak akan menarik perhatian”. Tsubaki bersyukur. Dan kita bisa lihat Kyouta sedang melihat denah tempat duduknya. Seorang gadis centil yang entah namanya siapa merengek karena ternyata tempat duduk Kyouta jauh berada di belakang. Ia berharap bisa duduk dekat dengan Kyouta. Gadis centil itu mengeluh agar Kyouta mengganti tempat duduknya. Kyouta berkata akan coba mengatakannya pada guru nanti. Dan si gadis sibuk lagi mengomentari Tsubaki-chan yang menurutnya kampungan dan seolah-olah tak cocok duduk dekat dengan Kyouta. Kyouta melihat Tsubaki dan terseyum (jahil) mulai mendekati Tsubaki-chan. Tsubaki terlihat sibuk menulis (jurnal). Dan tiba-tiba sepasang tangan mucul diatas mejanya. Tsubaki mendongak dan mendapati kyouta telah berada di depannya. Kyouta memandang Tsubaki dengan jahil, dan mencoba mendekatkan wajahnya lebih dekat pada Tsubaki-chan.

“Tolong hentikan”, Tsubaki kaget dan menunduk.
“Ini suatu kebetulan kita duduk bersebelahan. O.... Ada sesuatu yang mau kutanyakan. Apa barusan kau pikir kau akan mendapat ciuman?”, tanya Kyouta.
Tsubaki terkejut. “hal kecil seperti it..u”.

“Tidak!”, potong Kyouta. “Melihatmu saja, sudah pasti kau akan jadi incaran di sekolah ini. Seragam yang kuno, dan gaya rambut yang jadul”, Kyouta memegang kepangan rambut Tsubaki. “Dari kampung mana dia berasal? Ah, di tempat terpencil, benar kan?”.
Tsubaki hanya terdiam dan menganggap hari ini ia benar-benar sial. Kenapa juga ia harus sekelas dengan pria brengsek ini, dan terlebih lagi mereka memiliki nama yang sama. Tsubaki kemudian dengan kilat mengambil kotak peralatannya, dan dengan segera mengeluarkan gunting dari dalamnya. Ia mengacungkannya ke depan seolah mempertahankan dirinya dari Kyouta.

 “Apa yang kau lakukan?”. Orang lain mungkin berpikir kalau Tsubaki-chan bisa saja menikam Kyouta yang sudah keterlaluan padanya. Dengan terbata-bata, Tsubaki menjawab, “i...itu...ra..rambut”
“Huh??”.
“Rambutmu itu terlihat menyedihkan. Kurasa ada potongan rambut yang lebih cocok untuk anak SMA sepertimu”.
Kyouta tertawa, “yang benar saja? Kenapa aku harus mendengarkanmu?”, Kyouta mendekati Tsubaki lagi sementara Tsubaki mundur-mundur.
“Kalau kau menggangguku lagi, aku akan benar-benar akan melawan dengan mengambil tindakan terhadap rambut itu”, ancam Tsubaki. “Bisa kan?”
Kyouta memandang Tsubaki serius, tajam-tajam. Antara takjub atau mungkin heran.
 “Tunggu, jangan bertingkah berlebihan”, celetuk seorang gadis dan mendorong Tsubaki. Gadis lain ikut menimpali “Itu benar, dia terlihat jelas-jelas polos namun ia jelas menginginkan ciumannya”.“Jangan berkhayal”.
Tsubaki terdiam, dia merutuk dalam hati, “Kenapa ini jadi seperti ini? Apa mereka fansnya? Pembantunya? Apa-apaan ini?”

Seorang gadis datang lagi. (terlalu banyak gadis-gadis menyebalkan kayaknya di film ini hahahh) “Hanya ada satu orang yang menginginkan begitu”, gadis itu tersenyum jahat. “Biarkan kami memotong rambutmu!”. Ia merebut gunting dari tangan Tsubaki-chan dan menarik kepangan Tsubaki, hampir saja memotongnya.
Tapi Kyouta segera bertidak, ia menyingkirkan gadis menyebalkan itu. “Aaah, sory...sory. Jangan apa-apakan dia”, ujarnya sambil membalikkan tubuh Tsubaki dan memangkukan tangannya di pundak gadis itu. “Mulai hari ini, dia adalah wanitaku!”, ungkapnya. Seisi kelas terkejut dan mulai tertawa mengejek Kyouta yang mereka anggap bercanda terlalu berlebihan. Tak berbeda dengan Tsubaki-chan, ia terkejut.

“Tidak, aku serius”, tegas kyouta. Dan suasana kelas menjadi hening untuk sesaat. Kyouta membalik Tsubaki chan untuk menghadapnya dan dengan segera mencium gadis itu begitu saja. Chu~. Suara riuh mengiringi ciuman itu. Apa yang terjadi? Tsubaki bengong dengan apa yang barusan dia alami. 

Speechles, dan kemudian ia marah, menghempaskan lengan Kyouta dan pergi berlalu sambil menangis.
Lalu suasana berganti dengan Tsubaki chan yang gemas mencoret-coret bukunya dan menggerundel sendiri soal ciuman pertamanya yang lebih tepat disebut accident itu. 
 “Tak bisa dimaafkan, Ciuman pertamaku...yang penting. Dengan tiba-tiba dicuri oleh pria seperti itu. Tidak! Itu tidak terhitung ciuman pertama. Ini pasti cuma mimpi....mimpi buruk!”, Tsubaki lalu menyadari. “Ini bukan mimpi”. 
Di kelas, seorang gadis berwajah kebule-an lagi-lagi iseng mempromosikan Tsubaki Hibino-kita untuk menjadi panitia penanggung jawab festival musim semi. Hari kedua di sekolah, tsubaki sudah merasa akan menjadi bahan ejekan oleh setiap orang.

Guru menanyakan, apa ada yang lain yang mau di rekomendasikan untuk ikut bertanggung jawab. 
Dengan gayanya, Kyouta mengangkat tangannya “Saya”, sambil memandang Tsubaki.


"Saya"

Bersambung
To be continue 
gimana...gimanaaaaa....
saya suka sekali film ini >.< itu si Kyouta (Tori) maniiisss yaaaa.....pengen jitak-jitak gitu rasanya.
Maaf sinop part 1 dikit yaa, soalnya gambarnya banyak banget. Ternyata bikin sinopsis itu gak mudah. Makanya saya sangat menghargai teman-teman yang bersusah payah bikin sinopsis. *ngelap kringet*