Annyeong.... :p
Hey....this is
PERDANA~~~
ini pertama kalinya saya mencoba membuat
sinopsis. Jepun pulaaaaa >.<
dan ternyata lumayan berat n mbingungi. begitu banyak hal yang mau di rekap...ga tau deh bagus apa nggak. jadi harap di maklumin ya...
Oya...karna saya menonjolkan capturenya , jadi untuk menghindari loading yang lemot ato lola, maka saya bagi menjadi beberapa part. Seperti sebelumnya, maafkan sinopsis saya, masih sangat banyak kekurangan di sana sini. maklum masih amatiran soal sinop-sinopan. Sekali lagi, penulisan sinop ini hanya berdasarkan apa yang saya tangkap, dan ini pendapat saya. Jadi maap sekata-kata kalo beda sama pemahaman reader yang mungkin sudah nonton film ini.
okay....cekidot saja teman - teman
Kyo, Koi wo Hajimemasu
“Aku tak pernah menyangka, bahwa aku bisa jatuh cinta”
“Dari
semenjak aku dilahirkan, sampai sekarang. Tiba-tiba aku jatuh cinta dengan pria
tidak baik ini”
Seorang gadis dan seorang pria nampak sedang saling bertatapan dan
terlihat akan berciuman. Pemandangan dibelakang terlihat kembang api sedang
meletus-letus cantik di udara. Ini pesta musim panas.
Pria itu makin mendekatkan wajahnya pada si gadis. Dekat….dekat…dekat…
gadis ini juga terlihat akan menerima ciuman si pria dengan senang hati. Tapi…..
tiba-tiba si gadis mencoba menghindar
“Tunggu sebentar”
Biarkan aku memulainya dari awal. (Dan flashbackpun di
mulai)
Aku Hibino Tsubaki, saat aku lahir, aku terlihat seperti
ini. Umur, 3tahun, 5 tahun, 7tahun.
Rumah kami adalah studio foto yang sudah di wariskan dari
generasi ke generasi. Saat ini kamera
digital makin popular, orang-orang yang mengambil foto untuk moment penting
merekapun jadi semakin sedikit. Rumah tua keluarga kami yang berusia 50tahun
tidak mampu kami rombak.
Ini adalah ayahku, Soichiro. Ini ibuku, Setsuko. Dan ini adikku, Sakura. Ia cute, modis. Dan sedikit egois.
 |
Dan akhirnya, inilah aku, seorang gadis berusia 15 th yang polos(sederhana) dan jadul. |
“Apa kau sudah siap Tsubaki?”, Ibu memanggil. Beliau melongok
dari pintu untuk melihat putrinya. Tsubaki berdiri dan mengangguk. Ibu
menghampiri Tsubaki. “Tidak mudah untuk masuk ke SMA, Ibu tahu itu bukan
sekolah yang kau inginkan, tapi itu adalah tempat dimana kau harus berusaha
dengan keras. Jangan heran dengan lingkungan barumu. Berusahalah keras dan
jangan turunkan tingkatanmu. Meski kau gagal ujian, kau sangat cerdas. Kau hanya
perlu lulus dari universitas dengan baik. Kau tidak boleh merusak masa depanmu
sekarang”, ceramah ibunya dengan kasih sayang. :)
Tsubaki
mengangguk sambil tersenyum “Baik bu”.
Tsubaki sedang
berjalan menuju sekolah barunya. Apa yang ia lihat hari itu sungguh
pemandangan luar biasa baginya. Ia terkejut melihat para gadis seusianya dengan
pakaian-pakaian yang mencolok.
“Seragam macam apa
yang sependek itu?”. Dan lagi ia melihat siswa laki-laki memakai anting. “Apa
mereka datang kesini hanya untuk bermain-main?”.
Saat ia tengah
sibuk terheran-heran, segerombol gadis tak sengaja menabraknya dari belakang. “Ah,
maaf”. Gadis – gadis itu bukannya meminta maaf juga, tapi mereka malah
menertawakan penampilan Tsubaki yang terlihat jadul dan tidak fashionable sama
sekali.
“Tidak, tidak, tidak boleh cari masalah dengan orang lain”. Kata Tsubaki dalam hati. Tsubaki berlari kecil menaiki tangga, sesaat ia hampir menabrak oranglain lagi, namun ia masih bisa menghindar. Tapi beberapa detik kemudian ia tak sengaja lagi menabrak seorang laki-laki, dan membuat tas beserta barang bawaannya jatuh berserakan.
“Maaf”, kata itu
spontan keluar dari mulut Tsubaki, sambil ia membereskan kertas dan tasnya yang
terjatuh. “Apa yang kau lakukan?”, tanya lelaki yang tadi menabraknya sambil membantu
Tsubaki untuk membereskan bawaannya. Saat mereka berdua tengah sibuk
membersihkan barang Tsubaki yang kotor karena tercecer, beberapa pria datang
dan memanggil “Tsu~...baki”.
Karena merasa di
panggil, Tsubaki langsung menoleh dan berdiri seketika. “Ya?”. Tsubaki,
laki-laki itu dan beberapa temannya sedikit terkejut.
“Apa kau juga
dipanggil Tsubaki?”,
“Ya”.
“Hibino Tsubaki”,
laki-laki itu membaca tulisan di tempat pensil Tsubaki sambil meringis. “Apa
anak SMA masih menulis nama mereka di tempat pensil miliknya? Kau benar-benar
memberikan kesan seorang wanita ‘showa’.
(Showa: gaya jadul, kuno, kampungan, norak seperti gaya jaman jepang dahulu
kala). Nadanya terdengar mengejek.
“Tolong kembalikan”.
Tsubaki merebut kotak pensilnya.
“Bukankah itu
Tsubaki yang sering di bicarakan? Kereeeen !!!”, segerombol gadis-gadis
tiba-tiba muncul dan melihat lelaki yang namanya sama dengan Tsubaki dengan
mata berbinar. Mereka serta merta menghampiri Tsubaki dan dengan kasar
mendorong Tsubaki-chan ke samping. “Bisakah kau memberikan nomor teleponmu?”.
“Tentu”.
Dan mereka
berlalu sambil bergelaut manja pada Tsubaki-kun. Bisa dilihat dari sini,
Tsubaki adalah seorang Playboy. Salah seorang teman Tsubaki-kun berceletuk “Jangan
sampai tertangkap oleh gadis-gadis di hari pertama”.
“Diam saja”.
Tsubaki chan
melihat hal itu dengan jengah. “Pria yang menjijikkan”.
Lalu sampailah
pada acara penerimaan murid baru, selesai Kepala sekolah memberikan pidatonya
kini giliran perwakilan murid baru dengan nilai tertinggi akan maju meberikan
satu atau dua patah kata.
“Perwakilan murid
baru, Tsubaki Kyouta”.
Sejenak gedung
itu sedikit riuh oleh suara siswi-siswi baru.
“Murid perwakilan?
Rangking 1 saat ujian masuk? Apa seheboh inikah?”, Tsubaki-chan penasaran.
Tsubaki Kyouta yang dimaksudkan mulai
melangkahkan kakinya menuju podium.
Tsubaki-chan sedikit kaget menyadarinya,
saat melihat bahwa Tsubaki Kyouta adalah laki-laki yang tadi pagi tak sengaja
bertabrakan dengannya.
“Kyouta, ganbatte,
lakukan yang terbaik”, teriak para siswi yang terlihat seperti penggemar berat
Kyouta.
“Aku di undang
oleh cahaya musim semi yang hangat”. Kyouta membuka pidatonya. tapi sejenak
kyouta terdiam. “Maaf, aku benar-benar lupa”. Ucapnya terus tersenyum tanpa
canggung sedikitpun.
“Kyouta sudah
berjuang keras”, teriak salah satu teman kyouta dari bangku penonton.
“Diamlah”. Jawab kyouta.
“Bagaimanapun, semuanya lakukanlah apa yang kau inginkan dan
bersenang-senanglah. Sekian ”. itu sepertinya pidato tersingkat yang pernah ada
bagi Tsubaki-chan. Ia tak habis pikir, siswa-siswi di sekitarnya dengan riuh
bertepuk tangan untuk tindakan yang mereka anggap keren itu.
“Keren apanya? Dia??”,
Tsubaki hanya mendesah.
Adegan kemudian
beralih saat Tsubaki memasuki kelas barunya. Gadis itu kini mengenakan kacamata
dan dengan segera duduk di bangkunya yang berada di belakang kelas.
“Syukurlah, duduk
di belakang tidak akan menarik perhatian”. Tsubaki bersyukur. Dan kita bisa
lihat Kyouta sedang melihat denah tempat duduknya. Seorang gadis centil yang
entah namanya siapa merengek karena ternyata tempat duduk Kyouta jauh berada di
belakang. Ia berharap bisa duduk dekat dengan Kyouta. Gadis centil itu mengeluh
agar Kyouta mengganti tempat duduknya. Kyouta berkata akan coba mengatakannya
pada guru nanti. Dan si gadis sibuk lagi mengomentari Tsubaki-chan yang
menurutnya kampungan dan seolah-olah tak cocok duduk dekat dengan Kyouta.
Kyouta melihat Tsubaki dan terseyum (jahil) mulai mendekati Tsubaki-chan.
Tsubaki terlihat sibuk menulis (jurnal). Dan tiba-tiba sepasang tangan mucul
diatas mejanya. Tsubaki mendongak dan mendapati kyouta telah berada di
depannya. Kyouta memandang Tsubaki dengan jahil, dan mencoba mendekatkan
wajahnya lebih dekat pada Tsubaki-chan.
“Tolong hentikan”,
Tsubaki kaget dan menunduk.
“Ini suatu
kebetulan kita duduk bersebelahan. O.... Ada sesuatu yang mau kutanyakan. Apa
barusan kau pikir kau akan mendapat ciuman?”, tanya Kyouta.
Tsubaki terkejut.
“hal kecil seperti it..u”.
“Tidak!”, potong Kyouta. “Melihatmu saja, sudah pasti kau akan jadi incaran di sekolah ini. Seragam yang kuno, dan gaya rambut yang jadul”, Kyouta memegang kepangan rambut Tsubaki. “Dari kampung mana dia berasal? Ah, di tempat terpencil, benar kan?”.
Tsubaki hanya terdiam dan menganggap hari ini ia benar-benar sial. Kenapa juga ia harus sekelas dengan pria brengsek ini, dan terlebih lagi mereka memiliki nama yang sama. Tsubaki kemudian dengan kilat mengambil kotak peralatannya, dan dengan segera mengeluarkan gunting dari dalamnya. Ia mengacungkannya ke depan seolah mempertahankan dirinya dari Kyouta.
“Apa yang kau lakukan?”. Orang lain mungkin berpikir kalau Tsubaki-chan bisa saja menikam Kyouta yang sudah keterlaluan padanya. Dengan terbata-bata, Tsubaki menjawab, “i...itu...ra..rambut”
“Huh??”.
“Rambutmu itu terlihat menyedihkan. Kurasa ada potongan rambut yang lebih cocok untuk anak SMA sepertimu”.
Kyouta tertawa, “yang benar saja? Kenapa aku harus mendengarkanmu?”, Kyouta mendekati Tsubaki lagi sementara Tsubaki mundur-mundur.
“Kalau kau menggangguku lagi, aku akan benar-benar akan melawan dengan mengambil tindakan terhadap rambut itu”, ancam Tsubaki. “Bisa kan?”
Kyouta memandang Tsubaki serius, tajam-tajam. Antara takjub atau mungkin heran.
“Tunggu, jangan bertingkah berlebihan”, celetuk seorang gadis dan mendorong Tsubaki. Gadis lain ikut menimpali “Itu benar, dia terlihat jelas-jelas polos namun ia jelas menginginkan ciumannya”.“Jangan berkhayal”.
Tsubaki terdiam, dia merutuk dalam hati, “Kenapa ini jadi seperti ini? Apa mereka fansnya? Pembantunya? Apa-apaan ini?”
Seorang gadis datang lagi. (terlalu banyak gadis-gadis menyebalkan kayaknya di film ini hahahh) “Hanya ada satu orang yang menginginkan begitu”, gadis itu tersenyum jahat. “Biarkan kami memotong rambutmu!”. Ia merebut gunting dari tangan Tsubaki-chan dan menarik kepangan Tsubaki, hampir saja memotongnya.
Tapi Kyouta segera bertidak, ia menyingkirkan gadis menyebalkan itu. “Aaah, sory...sory. Jangan apa-apakan dia”, ujarnya sambil membalikkan tubuh Tsubaki dan memangkukan tangannya di pundak gadis itu. “Mulai hari ini, dia adalah wanitaku!”, ungkapnya. Seisi kelas terkejut dan mulai tertawa mengejek Kyouta yang mereka anggap bercanda terlalu berlebihan. Tak berbeda dengan Tsubaki-chan, ia terkejut.
“Tidak, aku serius”, tegas kyouta. Dan suasana kelas menjadi hening untuk sesaat. Kyouta membalik Tsubaki chan untuk menghadapnya dan dengan segera mencium gadis itu begitu saja. Chu~. Suara riuh mengiringi ciuman itu. Apa yang terjadi? Tsubaki bengong dengan apa yang barusan dia alami.
 |
Speechles, dan kemudian ia marah, menghempaskan lengan Kyouta dan pergi berlalu sambil menangis. |
Lalu suasana
berganti dengan Tsubaki chan yang gemas mencoret-coret bukunya dan menggerundel
sendiri soal ciuman pertamanya yang lebih tepat disebut accident itu.
“Tak bisa dimaafkan, Ciuman pertamaku...yang penting. Dengan tiba-tiba dicuri oleh pria seperti itu. Tidak! Itu tidak terhitung ciuman pertama. Ini pasti cuma mimpi....mimpi buruk!”, Tsubaki lalu menyadari. “Ini bukan mimpi”.
Di kelas, seorang gadis berwajah kebule-an lagi-lagi iseng mempromosikan Tsubaki Hibino-kita untuk menjadi panitia penanggung jawab festival musim semi. Hari kedua di sekolah, tsubaki sudah merasa akan menjadi bahan ejekan oleh setiap orang.
Guru menanyakan, apa ada yang lain yang mau di rekomendasikan untuk ikut bertanggung jawab.
Dengan gayanya, Kyouta mengangkat tangannya “Saya”, sambil memandang Tsubaki.
 |
"Saya" |
Bersambung
To be continue
gimana...gimanaaaaa....
saya suka sekali film ini >.< itu si Kyouta (Tori) maniiisss yaaaa.....pengen jitak-jitak gitu rasanya.
Maaf sinop part 1 dikit yaa, soalnya gambarnya banyak banget. Ternyata bikin sinopsis itu gak mudah. Makanya saya sangat menghargai teman-teman yang bersusah payah bikin sinopsis. *ngelap kringet*